Cerita Tragis dari Rohingya, Gantungkan Hidup dari Tanaman dan Air Hujan
Hampir 150.000 warga Rohingya telah meninggalkan negara bagian Rakhine, Myanmar, untuk menyelamatkan diri dari kekerasan senjata di sana.
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Hampir 150.000 warga Rohingya telah meninggalkan negara bagian Rakhine, Myanmar, untuk menyelamatkan diri dari kekerasan senjata di sana.
Banyak dari mereka berkisah tentang pembunuhan, pemerkosaan, dan bahkan pembantaian.
Di lepas pantai selatan Banglades, deretan kapal nelayan berbentuk melengkung bagai sabit bergerak mendekati pantai, menentang angin kencang yang berbahaya.
Saat mereka mendekat, tampak jelas, perahu-perahu itu sarat dengan manusia.
Perempuan di lantai perahu, sebagian bersama anak-anak, kaum laki-laki dewasa berjejer di tepi perahu.
Inilah kapal bermuatan kaum Muslim Rohingya, yang melarikan diri dari negara bagian Rakhine.
Warga Banglades di kampung itu berkumpul di tepi pantai dengan resah.
Gelar Aksi Solidaritas Rohingya, Wisata Candi Borobudur Tetap Dibuka dengan Pengawalan Ketat
"Lewat sini, ke sini!" teriak mereka sambil menuntun perahu ke perairan dangkal.
Begitu menyentuh garis pantai dekat Shamlapur itu, sejumlah pria melompat.
Para wanita dan anak-anak dibantu turun.
Ada pasangan yang hampir jatuh saat kaki mereka tersandung.
Rute langsung melintasi sungai Naf tidak dapat diakses lagi.
Pihak berwenang Banglades telah menutup jalur itu.
Penutupan dilakukan untuk mencegah kedatangan kaum Rohingya dari arah itu setelah beberapa orang minoritas Muslim Myanmar itu tenggelam dalam upaya mereka menyeberangi perbatasan.