Breaking News:

Cerita Tragis dari Rohingya, Gantungkan Hidup dari Tanaman dan Air Hujan

Hampir 150.000 warga Rohingya telah meninggalkan negara bagian Rakhine, Myanmar, untuk menyelamatkan diri dari kekerasan senjata di sana.

Editor: Galih Pangestu Jati
EPA/STRINGER
Pengungsi Rohingya 

Jadi, mereka mengambil jalan memutar, menuju ke laut terlebih dahulu sebelum kembali.

Memprihatinkan! 300 Ribu Orang Lakukan Eksodus, Begini Kondisi Pengungsi Rohingya Kini

Sebuah perjalanan yang harusnya memakan waktu kurang dari satu jam jadi harus menempuh sekitar enam sampai delapan.

Saat orang-orang Rohingya itu mencapai pantai, mereka langsung ambruk bertumpang tindih.

Banyak yang terlihat linglung dan bingung setelah menempuh pelayaran.

Yang lainnya tampak mengalami dehidrasi, beberapa muntah-muntah.

Ada pula, juga kaum pria, yang kemudian terisak tak terkendali, mereka terengah-engah.

Mereka seakan tidak percaya bahwa mereka hidup.

Yang lain dipinjami telepon genggam oleh penduduk setempat sehingga mereka bisa menelpon keluarga tercinta dan mengabarkan keberhasilan mereka mencapai Banglades.

Seorang perempuan paruh baya, yang berpakaian hitam, menatap cakrawala dengan cemas, dengan tangan melindungi matanya.

Rohima Khatun sedang menunggu adiknya.

Hampir dua pekan sebelumnya, desa mereka di distrik Maungdaw Myanmar diserang.

Simpati terhadap Rohingya Meluas, Begini Tanggapan Sentimen Suu Kyi

Mereka dengan terburu-buru lari menyelamatkan diri, lalu terpisah.

Dia berhasil menyeberang ke Banglades, dan datang ke tepi pantai setiap hari, berharap saudaranya Nabi Hasan ada di antara ratusan orang yang datang melalui laut.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
RohingyaMyanmarBangladesh
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved