Idul Adha 2017
Astaga, Daging Kambing Jadi 'Biang Kerok' Darah Tinggi Ternyata Mitos! Begini Penjelasannya!
Banyak yang menghindari makan daging kambing karena takut tekanan darahnya naik.
Editor: Galih Pangestu Jati
Suhu panas ketika menggoreng atau memanggang membuat kandungan air di dalam makanan menguap hilang, dan digantikan lemak yang berasal dari minyak.
Lemak yang terserap ke dalam daging kemudian menyebabkan makanan yang tadinya rendah kalori menjadi berkalori tinggi.
Bahkan, peningkatan kalori yang terjadi dari ketiga cara memasak ini bisa mencapai 64% dari kalori sebelumnya.
Asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak, yang lama kelamaan bisa menumpuk di pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah.
Di samping itu, penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak juga secara tidak langsung menjadi faktor pemicu tekanan darah tinggi setelah makan daging kambing.
Terlebih jika dimasukkan berulang kali untuk menyesuaikan rasanya.
Bumbu penyedap masakan seperti kecap, garam, hingga mecin mengandung sodium tinggi dan pengawet yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi jika dikonsumsi berlebihan.
Daging kambing juga sering diolah menjadi makanan bersantan, entah itu digulai atau dijadikan kari.
Meski santan secara alami tidak mengandung kolesterol, tetapi kandungan lemak jenuhnya cukup tinggi.
Tips aman makan daging kambing
Jadi, bila Anda ingin tetap makan daging kambing tanpa mengkhawatirkan risikonya bagi kesehatan, sebaiknya hindari olahan daging kambing yang disebutkan di atas.
Anda bisa mengolah daging kambing dengan cara dimasak jadi sop atau ditumis.
Pastikan Anda juga menyeimbangkan nutrisi saat makan daging kambing.
Jangan cuma makan daging dan nasi saja.
Perbanyak sayuran yang kaya serat, vitamin, dan mineral untuk menemani Anda makan daging kambing.