Stop Menghilangkan Rambut Kemaluan, Ini Alasannya!
Namun banyak riset baru justru membuktikan, menghilangkan rambut kemaluan justru meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual (IMS).
Penulis: Ekarista Rahmawati Putri
Editor: Wulan Kurnia Putri
TRIBUNWOW.COM - Banyak orang bertanya-tanya, apakah menghilangkan rambut di sekitar kemaluan itu berbahaya.
Banyak pendapat pro dan kontra tentang boleh tidaknya mencukur rambut kemaluan.
Namun banyak riset baru justru membuktikan, menghilangkan rambut kemaluan justru meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual (IMS).
Baca: Top 5 Superball: Persib Akan Datangkan Bintang Dunia hingga Wasit Cantik Berlisensi FIFA
Infeksi menular seksual tersebut antara lain herpes, HPV yang bisa menyebabkan kutil kelamin hingga kanker, sifilis, gonore atau kencing nanah, klamidia, hingga HIV.
Dalam sebuah pernelitian yang diterbitkan di jurnal Sexually Transmitted Infections, menghilangkan rambut kemaluan amat populer di Amerika.
Baca: Terungkap Alasan Xabi Alonso Tinggalkan Liverpool!
Sekitar 66 persen pria dan 84 persen wanita menghilangkan rambut di kelamin lewat metode waxing, cukur, laser.
Peneliti mensurvei lebih dari 7.500 orang orang Amerika Serikat mengenai riwayat seksual mereka, kebiasaan membersihkan rambut kemaluan dan apakah mereka memiliki IMS.
Mereka yang menghilangkan rambut kemaluan ini cenderung berusia muda, dan aktif secara seksual bahkan punya banyak pasangan seksual.
Kebanyakan dari mereka cenderung melaporkan mengalami IMS.
Baca: Final Piala Presiden 2017 Tak Sekadar Perebutan Gelar Tapi Juga Gengsi!
Dari penelitian tersebut didapat fakta bahwa menghilangkan rambut kemaluan dan penularan IMS masih berhubungan kuat.
Semakin sering seseorang menghilangkan rambut kemaluannya, resiko penularan IMS makin kuat.
Orang yang menghilangkan rambut kemaluan setiap hari atau minggu ternyata 3,5 sampai 4 kali cenderung memiliki riwayat IMS.
Namun Studi cross sectional ini tak dapat menemukan sebab dan akibatnya atau menemukan mana yang terjadi lebih dulu, mencukur atau infeksi.