Temuan e-KTP Palsu, Inilah 4 Penjelasan Pemerintah dan DPR
Paket tersebut dikirimkan melalui jasa pengiriman dari Pnom Pehn kepada seseorang bernama Leo di Jakarta.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Yudie
Heru Pambudi, selaku Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengatakan dugaan dikarenakan temuan e-KTP disertai dengan 32 lembar NPWP, satu buku tabungan BCA dan satu kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
"Kalau melihat ada KTP, NPWP, buku tabungan dan kartu ATM, bisa jadi pengiriman paket ini terkait dengan kejahatan ekonomi misalnya kejahatan siber, kejahatan perbankan, judi online,narkoba, prostitusi dan pencucian uang," kata Heru saat memberikan keterangan pers di kantornya, Rawamangun, Jakarta, Jumat (10/2/2017).
Menurutnya, dibutuhkan rekening untuk menampung hasil kejahatan, sedangkan untuk membuat rekening dibutuhkan KTP dan NPWP.
4. E-KTP Palsu dari Prancis dan Tiongkok
Mendengar kabar penemuan e-KTP palsu, Komisi II DPR melakukan inspeksi mendadak ke Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta.
Komisi II DPR mengatakan perlunya penyelidikan mendalam terkait penemuan tersebut.
"Bukti fisik 38 E-KTP dan 32 NPWP perlu dilakukan penyelidikan mendalam mengenai motif pengiriman tersebut. Pihak terkait harus segera menuntaskan kasus tersebut. apakah, e-ktp tersebut palsu?" kata Anggota Komisi II DPR Ahmad Baidowi melalui pesan singkat, Kamis (9/2/2017).
Baidowi menuturkan, sebelumnya juga ada pengiriman E-KTP palsu dari Tiongkok dan Prancis.
Baidowi meminta dilakukan kajian mendalam, mengingat data kependudukan sangat vital dan strategis.
"Kita harus segera menyikapi persoalan ini untuk kepentingan NKRI. Ketentuan mengenai kependudukan sudah diatur dalam UU 24/2013 tentang Administrasi Kependudukan," ujarnya.
Baidowi mengingatkan kasus kiriman E-KTP ini rawan dikaitkan dengan persoalan politik menjelang pilkada serentak.
Ia pun meminta kasus tersebut segera dituntaskan penyelidikannya.
"Kasus ini, semakin menggugah kita semua untuk terus waspada terhadap modus penyalahgunaan E-KTP. Hal ini, sekaligus mengingatkan temuan di beberapa tempat banyaknya pemalsuan E-KTP khususnya bagi WNA," pungkasnya.(Tribunnews / Tribunwow.com / Fachri Sakti Nugroho)