Breaking News:

Travel

Kampung Batik Kauman Surakarta, Warisan Keraton yang Kini Menyusuri Dunia Digital

Dari gang bersejarah di Surakarta, Kampung Batik Kauman kini menenun kisah baru, bagaimana warisan keraton bertahan dan beradaptasi di era digital.

Penulis: Magang TribunWow
Editor: Yonatan Krisna
Magang TribunWOW
Kampung Batik Kauman yang terletak di Kota Surakarta. 

TRIBUNWOW.COM - Dari balik layar smartphone, motif parang dan kawung khas Keraton Kasunanan Surakarta kini bisa dipesan hanya dengan sekali klik.

Kampung Batik Kauman, sentra batik tertua di Kecamatan Pasar Kliwon yang sejak ratusan tahun lalu menjadi rumah para pengrajin batik kerajaan, kini tengah mengalami transformasi besar menuju era digital.

Kampung Batik Kauman Surakarta.
UMKM Kampung Batik Kauman.

Kampung Batik Kauman kini berada di persimpangan antara tradisi dan modernisasi.

Di satu sisi, kawasan ini harus mempertahankan tradisi membatik yang telah diwariskan ratusan tahun sejak era Keraton Kasunanan.

Di sisi lain, tekanan ekonomi dan perubahan perilaku konsumen memaksa para pelaku usaha untuk beradaptasi dengan teknologi digital.

"Dulu pembeli datang langsung ke toko, sekarang mereka bisa lihat produk dulu di HP, tanya-tanya lewat chat, baru datang atau beli online," ujar Ibu Win menggambarkan perubahan yang terjadi.

Kampung yang terletak di sebelah barat Masjid Agung dan Keraton Kasunanan ini memiliki sejarah panjang sebagai pusat produksi batik untuk kalangan bangsawan.

Sejak masa Sultan Pakubuwono, kawasan ini menjadi tempat tinggal para abdi dalem yang khusus membuat batik-batik halus dengan motif klasik penuh filosofi untuk kebutuhan keraton.

Kini, warisan budaya yang dulunya hanya bisa dibeli dengan mendatangi toko fisik, mulai merambah marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada.

Instagram menjadi etalase baru, pembayaran digital seperti Qris dan EDC mulai diterima. Transformasi ini bukan sekadar mengikuti tren, melainkan strategi bertahan hidup di tengah perubahan zaman.

Ibu Win, pemilik Batik Salsabila, adalah salah satu pelaku usaha yang merasakan langsung perubahan ini.

Di tokonya yang telah berdiri hampir 10 tahun, ia bercerita tentang asal-usul kampung tempat ia berjualan.

"Kauman itu dari kata 'kaum', dulu tempat tinggal para penghulu dan santri di sekitar Masjid Agung Keraton," tuturnya, Minggu (26/10/2025).

Menurut Ibu Win, batik Kauman memiliki keunikan tersendiri. "Dulu para pengrajin di sini buat batik-batik halus untuk bangsawan dan keraton".

"Motifnya klasik seperti parang, kawung, truntum, semuanya ada filosofinya," jelasnya. 

Halaman 1/4
Tags:
KeratonSoloJawa TengahBatik Solo
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved