Breaking News:

Terkini Daerah

Polisi Ungkap Grup True Crime Community yang Jadi Malapetaka Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara

Kepala BNPT Komjen Pol (Purn) Eddy Hartono menyebut bahwa pelaku ledakan di SMAN 72 tergabung dalam grup yang disebut True Crime Community.

Kompas.com/Omarali Dharmakrisna Soedirman
LEDAKAN SMAN 72 - Kondisi pasca ledakan di SMAN 72, Jakarta Utara pada Jumat (7/11/2025). Terbaru, Kepala BNPT Komjen Pol (Purn) Eddy Hartono menyebut bahwa pelaku ledakan di SMAN 72 tergabung dalam grup yang disebut True Crime Community, Selasa (18/11/2025). 

TRIBUNWOW.COM - Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat (7/11/2025) masih menimbulkan tanda tanya di publik karena pelaku merupakan anak di bawah umur yang kini ditetapkan sebagai anak berhadapan hukum (ABH).

Terbaru, Kepala Badan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol (Purn) Eddy Hartono menyebut bahwa pelaku tergabung dalam grup yang disebut "True Crime Community".

"Kalau di SMAN 72 diketahui Densus dia (pelaku) mengakses kepada grup namanya TCC, True Crime Community," kata Eddy, pada Selasa (18/1/2025), dikutip dari Tribunnews.

Menurut Eddy, pelaku meniru apa yang ia lihat di internet.

Dalam kajian psikologis, apa yang dilakukan pelaku disebut sebagai memetic radicalization atau memetic violence.

Hal tersebut mendorong pelaku untuk meniru apa tindakan yang dilakukan oleh sosok yang diidolakan atau sekadar konten yang ditemui di internet.

Di sisi lain, pelaku disebut bisa jadi tidak memiliki kepentingan dengan obyek kekerasan yang ia konsumsi di internet.

Melainkan murni hanya ingin meniru perilaku yang ia lihat.

"Jadi dia lebih kepada meniru ide atau perilaku sehingga dia meniru supaya bisa dibilang hebat ya, supaya ada kebanggaan," tutur Eddy.

Sebagai informasi, sebelumnya terjadi ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta Utara saat warga sekolah sedang melakukan solat Jumat.

Dari kejadian itu 96 korban yang terdiri dari guru dan sebagian besar siswa mengalami luka-luka.

Hingga Senin (17/11/2025), 10 orang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit, termasuk pelaku yang kini ditempatkan di RS Polri.

Baca juga: Pelajar SMAN 72 Mulai Belajar Tatap Muka Pasca-insiden Ledakan, Pelaku Disebut Pemegang KJP

Densus 88 Tangkap Perekrut Teroris Anak

Bersamaan dengan masih diselidikinya kasus ledakan di SMAN 72, Densus 88 menangkap lima tersangka yang diduga menjadi perekrut anak untuk bergabung dalam kelompok terorisme pada Senin (17/11/2025).

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana mengungkap hal tersebut lewat konferensi pers pada Selasa (18/11/2025).

“Ada lima tersangka yang sudah diamankan oleh Densus 88 dengan tiga kali penegakan hukum dari akhir Desember 2024 hingga kemarin, hari Senin tanggal 17 November 2025,” ungkap Mayndra, dikutip dari Tribunnews.

Mayndra turut mengungkap bahwa cara yang dilakukan terduga pelaku untuk menjaring anak-anak sebagai teroris melalui internet.

Sejauh ini sudah ada 110 anak yang diduga menjadi korban perekretuan oleh kelima tersangka.

Anak-anak tersebut berada di rentang usia 10 hingga 18 tahun dan tersebar di 23 provinsi di Indonesia.

"Adapun daerah-daerah yang menjadi wilayah intervensi di sini, seperti yang disampaikan Pak Karo Penmas hampir seluruh provinsi yang ada di Indonesia terlibat ya, karena ini jaringannya online. Sehingga mungkin antar korban yang direkrut dengan perekrut tidak bertemu muka," ujar Mayndra.

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dari Kementerian Sosial dalam hal ini mulai melakukan penanganan kepada korban anak-anak yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.

Berikut daftar pelaku yang telah dijaring polisi:

1. FW alias YT, asal Medan, Sumatra Utara, usia 47 tahun, ditangkap 5 Februari 2025

2. LM asal Kabupaten Banggai, Sulteng, usia 23 tahun

3. PP alias BMS (Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, usia 37 tahun. Keduanya ditangkap 22 September 2025

4. MSPO asal Tegal, Jawa Tengah, usia 18 tahun

5. ZZS alias BS asal Kabupaten Agam, Sumatra Barat, usia 19 tahun. Keduanya ditangkap 17 November 2025

Baca juga: Buntut Ledakan SMAN 72, Game Online Kena Imbas, Pakar Beri Sentilan: Tak Bisa Jadi Kambing Hitam

Modus Rekrutmen

Karopenmas Polri Brigjen (Pol) Trunoyudo Wisnu Andiko membeberkan modus rekrtumen yang dilakukan pelaku.

Menurut Trunoyudo, pelaku menggunakan game online, hingga layanan pesan instan untuk menjalankan aksinya.

“Modus rekrutmen anak dan pelajar dengan memanfaatkan ruang digital, termasuk diantaranya media sosial, game online, aplikasi perpesan instan dan situs-situs tertutup," kata Trunoyudo, Selasa (18/11/2025), dikutip dari Kompas.com.

Adapun propaganda yang dilakukan oleh pelaku juga dilakukan lewat media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Jika pelaku sudah merasa mendapat korban yang potensial, mereka akan mengarahkan untuk melakukan percakapan yang lebih intens di platform seperti WhatsApp dan Telegram.

"Propaganda didiseminasi dengan menggunakan video pendek, animasi, meme, serta musik yang dikemas menarik untuk membangun kedekatan emosional dan memicu ketertarikan ideologis," jelasnya.

Trunoyudo juga menuturkan sejumlah faktor yang dapat menjadikan seorang anak rentan menjadi korban.

Misalnya anak yang pernah menjadi korban perundungan (bullying) dan kurang perhatian oleh keluarga (broken home) hingga kurangnya literasi digital disebut akan mudah terjebak dalam propaganda pelaku.

(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Airlangga/Afifah Alfina)

Tags:
Jakarta UtaraLedakanBadan Nasional Penanggulangan TerorismeTeroris
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved