Terkini Nasional
Keliling Indonesia, Kakak Aman Lindungi Generasi Bangsa dari Kejahatan Seksual
Edukasi Pendidikan Perlindungan Seksual Anak yang dilakukan oleh Yayasan Kakak Aman Indonesia mendapatkan apresiasi.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
Diikuti dengan anak usia 15-17 tahun (409 kasus), usia 6-8 tahun (378 kasus), usia 12-14 tahun (368 kasus) dan usia (342 kasus).
Modal Nekat & Bermula dari Keresahan
Hana Maulida dan dua rekan kembarnya saat itu lantas meminta pendapat dan masukkan dari beberapa temannya yang memiliki concern pada anak-anak khususnya perlindungan anak.
“Kami akhirnya sharing dengan beberapa teman yang memang punya concern yang sama terhadap anak-anak, khususnya perlindungan anak. Kebetulan dua temanku itu kembar tapi beda profesi, satu guru Sekolah Dasar (SD) dan satu lagi di pegawai kedinasan Provinsi Banten,” jelasnya.
Hana merasa aneh, sebenarnya, di media sosial banyak komentar peduli hingga mengecam kasus kekerasan seksual kepada anak.
Tak sedikit juga yang mendesak pihak berwajib untuk memberikan hukuman seberat-beratnya kepada para pelaku kekerasan seksual terhadap anak.
Namun realitanya, tak banyak aksi yang dilakukan.
Justru, tindakan yang dilakukan hanya sebatas narasi saja tanpa adanya aksi nyata.
“Dengan banyaknya kasus yang terjadi sekarang, pencegahannya enggak kedengaran sama sekali. Kalau kita lihat kolom komentar di Instagram, sebenarnya orang banyak yang peduli, semua orang pasti marah sampai sumpah serapah. Banyak yang mendesak para pelaku untuk dihukum seberat-beratnya, dikebiri dan lain-lainnya, tapi what next (apa setelahnya-red), setelah kita marah dan kesal, terus apa?”
“Sedangkan anak-anak Indonesia di luar sana yang dalam tanda kutip belum menjadi korban, belum menjadi pelaku, itu butuh loh. Dikasih tahu, butuh diedukasi gitu,” beber Hana dengan penuh penekanan saat menceritakannya.
Lebih lagi, Hana menegaskan, kekerasan seksual terhadap anak bisa terjadi di mana saja dan dilakukan oleh siapa saja.
Bahkan, bisa dilakukan oleh orang tuanya sendiri hingga lingkungan sekitar anak.
Beranjak dari situ lah, Hana dan dua rekannya bermodalkan nekat dan tekat mencoba untuk melakukan aksi nyata berupa memberikan edukasi terhadap anak secara langsung.
Edukasi itu dilakukan agar anak bisa melindungi dirinya sendiri saat dihadapkan dengan situasi tersebut.
Mengingat, anak tak bisa senantiasa dijaga selama 24 jam.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/Kakak-Aman-1.jpg)