"Kami pun lantas panggil Pak RW untuk menengahi penemuan kami soal ini (ada 2 cewek di dalam tempat cucian mobil). Lalu datanglah Pak RW untuk menanyakan kenapa Aep membawa perempuan ke dalam tempat dia kerja.
"Kami juga mewanti-wanti agar Aep jangan melakukan hal seperti itu, karena bakal mencemaskan nama kampung kami," ucap Samsuri.
Penggerebekan tersebut hanya diketahui oleh enam orang yang terlibat.
Baca juga: Ketua XTC Cirebon Buka-bukaan soal Kasus Vina, Sebut Pegi dan 8 Terpidana Bukan Bagian Geng Motor
Bukan Geng Motor
Menutup kesaksiannya, Samsuri menegaskan bahwa Hadi dan Eko bukanlah geng motor melainkan kuli bangunan yang dikenal sopan dan suka menyapa ketika bertemu.
Selain mengenal Hadi dan Eko, Samsuri juga mengenal Saka dan Sudirman.
"Kalau saya sama para pelaku (kasus Vina dan Eki) kenal sebagian, yang saya kenal ada Hadi, Eko, Saka, dan Sudirman," katanya.
Sepengetahuan Samsuri para terpidana bukanlah geng motor melainkan kuli bangunan.
"Mereka kalau ada yang ngajak kerja (ada proyek), baru berangkat."
"Nah selama nggak ada proyek, ya mereka sering nongkrong, tapi hanya sekadar nongkrong saja, mungkin karena pekerja bangunan ya kumpul saja gitu, gitaran dan sebagainya," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua XTC Kota Cirebon, Alfian mengatakan, 8 terpidana dan satu tersangka dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki bukanlah bagian 4 kelompok motor di Cirebon.
Diketahuoi di Kota Cirebon sendiri ada 4 kelompok motor yakni XTC, Moonraker, Konack, dan GBR.
Ketua XTC Kota Cirebon, Alfian mengatakan, sampai saat ini anggota dan antarorganisasi pun tidak ada permasalahan.
"Teman-teman media bisa menyaksikan tidak ada pembatas dan kami kerap nongkrong bareng di beberapa kesempatan," katanya saat ditemui di sebuah gedung kesenian di kawasan Stadion Bima, Kota Cirebon, Kamis (30/5/2024).
Oleh karena itu, kata dia katanya salah satunya organisasi kami terlibat dalam kasus Vina dan Eki, bukan unsur dari organisasi kita (XTC, Moonraker, Konack, dan GBR) semua.