TRIBUNWOW.COM - Dua ahli kedokteran forensik yang hadir dalam persidangan pada Senin (19/12/2022), menyatakan hal serupa terkait kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, Ahli Forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ade Firmansyah Sugiharto dan Ahli Forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Farah Primadani Karouw menyetujui faktor yang sebabkan Brigadir J tewas seketika.
Yaitu adanya tembakan di otak bagian belakang yang disinyalir berasal dari senjata api terdakwa Ferdy Sambo.
Baca juga: Ferdy Sambo Keceplosan? Sebut Tembak Brigadir J di Bagian Punggung saat Dicecar Jaksa dalam Sidang
Saat ditanya pengacara Ferdy Sambo, Rasamala Aritonang, Farah mengungkapkan ada 2 luka fatal di tubuh Brigadir J.
Yang pertama adalah di bagian dada sehingga terjadi pendarahan hingga 700 ml.
"Luka pada dada sisi kanan, setelah kami telusuri pada autopsi, itu mengenai paru-paru dan kena pembuluh darah besar sehingga menimbulkan perdarahan," terang Farah, dikutip kanal YouTube KOMPASTV, (19/12/2022).
"Jumlah perdarahan yang saya temukan waktu pemeriksaan itu ada sekitar 700 ml dengan bekuan darah ada 150 gram."
"Jumlah segitu dapat bersifat fatal bagi korban, dapat menyebabkan kematian namun tidak seketika. Ada jeda waktu hitungan menit."
Baca juga: Terkuak, Ini Alasan Otak Jenazah Brigadir J Dipindahkan ke Perut saat Autopsi Pertama
Berbeda dengan tembakan di belakang kepala yang mengenai batang otak dan membuat Brigadir J tewas seketika.
"Kemudian kalau di kepala, memang setelah kami telusuri lukanya pada saat pembukaan rongga kepala, mengenai jaringan otak. Salah satu yang kena itu di batang otak," ungkap Farah.
"Batang otak kami kenal sebagai pusat pernapasan sehingga jika terkena di daerah tersebut, langsung meninggal seketika."
Sebelumnya, pernyataan yang sama juga dibeberkan Ade, di mana terlihat dua jenis luka fatal pada tubuh Brigadir J.
Antara lain di bagian dada yang mengenai paru-paru, dan di bagian kepala yang mengenai batang otak.
"Kami lihat ada dua tembakan pada posisi yang fatal, yaitu di dada sisi kanan, karena luka tersebut kami temukan menembus paru kanan sehingga dapat dibayangkan sesuai keilmuan kedokteran bahwa itu akan menimbulkan pendarahan di rongga dada," jelas Ade dikutip Tribunnews.com, Senin (19/12/2022).
"Pada saat pemeriksaan memang betul kami sudah tidak menemukan lagi darah tersebut karena jenazah tersebut sudah diautopsi sebelumnya jadi sudah dievakuasi dan diperiksa."