Polisi Tembak Polisi

Terkuak, Ini Alasan Otak Jenazah Brigadir J Dipindahkan ke Perut saat Autopsi Pertama

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto kiri: Ketua tim dokter forensik gabungan, Ade Firmansyah Sugiharto membeberkan hasil autopsi ulang jasad Brigadir J, Senin (22/8/2022). Foto kanan: Kamaruddin Simanjuntak, penasihat hukum keluarga Samuel Hutabarat menunjukkan foto jasad Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di Bareskrim Mabes Polri, Senin (18/7/2022).

TRIBUNWOW.COM - Kuasa hukum Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak pernah mempertanyakan mengapa organ otak kliennya bisa pindah ke bagian perut.

Diketahui perpindahan organ tersebut terjadi setelah jenazah Brigadir J menjalani autopsi pertama.

Dikutip TribunWow dari Kompastv, kini teka-teki tersebut telah terungkap melalui proses autopsi ulang.

Baca juga: Temukan Foto Mayat Brigadir J di TKP, Komnas HAM Ungkap Perintah Pelenyapan Bukti, dari Ferdy Sambo?

Ketua tim dokter, dr. Ade Firmansyah Sugiharto menjelaskan bahwa setelah autopsi selesai dilakukan, organ-organ tubuh jenazah pasti dikembalikan ke dalam jasad.

"Namun memang ada pertimbangan-pertimbangan," ujar dr. Ade di Bareskrim Polri, Senin (22/8/2022).

Dokter Ade menerangkan, dipindahkannya organ otak ke perut dilakukan atas pertimbangan luka jenazah hingga rencana jenazah akan dipindahkan atau ditransportasikan.

"Dengan pertimbangan jenazah akan ditransportasikan, sehingga harus dilakukan beberapa tindakan yang seperti tadi (ditempatkan di tempat-tempat agar tidak mengalami ceceran segala macam)," terang dr. Ade.

Seperti yang diketahui, jenazah Brigadir J diautopsi di Jakarta lalu dipulangkan ke kampung halamannya di Jambi.

Dilansir TribunWow.com, pihak kedokteran forensik juga menegaskan tidak ada luka lain terhadap Brigadir J selain dari kekerasa akibat senjata api.

Setelah melakukan penyelidikan selama kurang dari empat minggu, tim forensik independen mengungkap hasil autopsi kedua.

Dibeberkan bahwa tidak ada bekas kekerasan di jasad Brigadir J selain yang diakibatkan karena senjata api.

"Saya bisa yakinkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kami saat kami melakukan autopsi maupun dengan pemeriksaan penunjang dengan pencahayaan dan hasil pemeriksaan mikroskopik, tidak ada luka-luka pada tubuhnya selain luka-luka akibat kekerasan senjata api," terang Ade Firmansyah dikutip kanal YouTube KOMPASTV.

"Semua tempat-tempat (lokasi luka) yang dari informasi keluarga yang diduga ada tanda-tanda kekerasan di sana, kami bisa pastikan dengan keilmuan forensik yang sebaik-baiknya bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan selai kekerasan senjata api dari tubuh korban."

Ade Firmansyah menyatakan luka-luka di tubuh Brigadir J masih dapat diidentifikasi dengan jelas sehingga menunjukkan hasil maksimal.

Baca juga: Dari Kuku Dicabut hingga Keanehan Autopsi Pertama, Komnas HAM Beri Klarifikasi soal Kasus Brigadir J

Penjelasan soal Luka Janggal di Jasad Brigadir J

Halaman
123