Konflik Rusia Vs Ukraina

Nasib Ribuan Tentara Ukraina yang Menyerah di Mariupol, Dibawa ke Rusia dan Terancam Hal Ini

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar ini diperoleh dari video selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia pada 17 Mei 2022, menunjukkan anggota layanan Ukraina saat mereka digeledah oleh personel militer pro-Rusia setelah meninggalkan pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina. Terbaru, para tentara yang menyerah di Mariupol dikabarkan telah dikirim ke Rusia untuk diadili, Selasa (7/6/2022).

TRIBUNWOW.COM - Para tentara Ukraina yang menyerah di Mariupol dikabarkan telah dibawa ke Rusia.

Sebanyak lebih dari 1.000 tentara Ukraina dipindahkan ke wilayah kekuasaan Presiden Vladimir Putin untuk penyelidikan.

Para tentara itu menghadapi ancaman hukuman seperti halnya seorang perwira Ukraina yang sudah dinyatakan bersalah dengan tuduhan kejahatan perang.

Tentara Rusia berpatroli di sebuah teater di Mariupol, Ukraina pada 12 April 2022. (Alexander Nemenov / AFP)

Baca juga: Nasib Komandan Azov yang Ditangkap Rusia di Mariupol, Sempat Hubungi Istri Kabarkan Hal Ini

Baca juga: Rusia Klaim Kuasai Pabrik Baja Azovstal Mariupol, Ini Kata Komandan Marinir Ukraina seusai Menyerah

Dilansir TribunWow.com, Selasa (7/6/202), kantor berita Rusia Tass membeberkan kabar ini dengan mengutip sumber penegak hukum Rusia.

Menurut sumber tersebut nantinya ada lebih banyak tahanan Ukraina akan dipindahkan ke Rusia.

Sementara itu, Komite Investigasi Rusia telah mengajukan tuntutan terhadap seorang perwira artileri lapangan Ukraina atas pelanggaran terhadap warga sipil.

Hal ini diumumkan oleh layanan pers komite dalam sebuah pernyataan.

Komite menuduh Letnan Kolonel Alexander Plotnikov, komandan batalion artileri self-propelled, melakukan tindakan kejam terhadap warga sipil dan penggunaan metode perang yang dilarang.

Plotnikov, menyadari bahwa daerah-daerah di Republik Rakyat Donetsk dihuni oleh warga sipil yang tidak terlibat dalam pertempuran, justru melakukan serangan membabi buta.

Sejak bertugas dari 25 Februari hingga 10 Maret 2022, ia dituding telah memberi perintah untuk menembaki bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil dengan senjata self-propelled 152 mm Akatsiya yang melanggar Konvensi Jenewa 1949 tentang perlindungan warga sipil pada waktu perang.

Menurut Komite Investigasi, Plotnikov mengaku bersalah dan mengakui pelanggaran tersebut.

Namun tudingan ini belum bisa dibuktikan secara independen karena keterbatasan informasi.

Baca juga: Rusia Klaim Berhasil Kuasai Donetsk dan Luhansk, Ukraina Minta Warganya Tak Berkecil Hati

Mengenai hal ini, Ukraina mengatakan pihaknya sedang mengupayakan agar semua tahanan dikembalikan sementara beberapa legislator Rusia mengatakan mereka harus diadili.

Sebelumnya, Rusia menyatakan lebih dari 900 tentara Ukraina yang berada di pabrik baja Azovstal Mariupol telah dikirim ke koloni penjara di wilayah yang dikuasai Rusia.

Namun, nasib mereka masih belum pasti lantaran ada kemungkinan terjadi pertukaran tahanan ataupun pengadilan perang.

Halaman
1234