"Penyiksaan terus berlanjut. Mereka mempermalukan kami, membuat kami berlutut dan memaksa kami dalam posisi yang tidak nyaman. Jika kami menatap mata mereka, kami dipukuli. Jika kami melakukan sesuatu secara perlahan kami dipukuli. Mereka memperlakukan kami seperti binatang," ujar Volodymyr.
Suatu malam Volodymyr menghitung ada 72 orang lainnya ditahan bersamanya.
"Kami mencoba untuk mendukung satu sama lain. Beberapa dari kami tidak percaya ini semua terjadi. Rasanya seperti kami telah diangkut ke abad 16 dari abad ke-21," katanya.
Dua minggu ditahan, pada 7 April, Volodymyr diambil dari penjara.
Dia dan tiga perempuan warga sipil Ukraina dari pusat penahanan lain diangkut melalui udara ke Krimea, yang dianeksasi oleh Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Para wanita itu memberi tahu Volodymyr bahwa mereka juga telah dipukuli.
Mereka tidak mengerti ke mana mereka dibawa, tetapi sering mendengar para prajurit menggunakan kata 'bertukar' diduga .
Dari Krimea mereka dibawa melalui jalan darat ke titik 32 km di luar Zaporizhzhia, dan diizinkan berjalan melintasi jembatan ke wilayah yang dikuasai Ukraina.
Pertukaran tahanan perang militer dari kedua belah pihak terjadi sebelum warga sipil Ukraina diizinkan berjalan.
Saat itu tanggal 9 April, mereka membutuhkan waktu dua hari untuk melakukan perjalanan.
"Fakta bahwa warga sipil Ukraina ditahan di sana (di Rusia) adalah 100% benar," tegasnya.
Kremlin bersikeras bahwa warga Ukraina pergi ke Rusia dengan sukarela.
"Saya tidak ingin menanggapi pembohong besar ini," kata Iryna Venediktova, jaksa agung Ukraina.
"Setidaknya ada 6.000 warga sipil yang dapat kami identifikasi yang telah dideportasi, dan dari informasi di media massa di Rusia, mereka mengatakan mereka telah mengambil satu juta warga Ukraina."
Dia mengatakan ada beberapa contoh anak-anak dipisahkan dari orang tua mereka, dan hampir semua orang yang kembali ke pertukaran tahanan mengatakan kepada mereka bahwa mereka disiksa dan dipukuli.