Dalam rekaman itu, orang-orang berseragam militer terlihat berjalan dengan tangan tanpa senjata di sepanjang jalan yang ditumbuhi rumput dan pepohonan.
Mereka mendekat menuju tentara bertopeng yang menggendong senapan serbu.
Dalam video tersebut, empat marinir berjalan menjauh dari bangunan industri yang rusak membawa orang yang terluka di atas tandu.
Satu orang membawa bendera putih, sementara orang-orang yang terluka dimasukkan ke dalam bus kuning.
"Anda mungkin takut atau tidak, tetapi tetap harus menyerah. Pilihannya tidak besar. Pertama, pengepungan cukup ketat. Kedua, setidaknya ada lima eselon (pasukan), jadi tidak semudah itu untuk keluar jika seseorang berpikir bahwa dia dapat dengan mudah pergi," kata seorang tentara Rusia yang tidak disebutkan namanya.
Lebih dari selusin tentara berbaris dalam formasi di sebuah ruangan gelap, di mana seorang tawanan perang yang tidak dikenal memberi keterangan dalam bahasa Rusia.
"Saya berada dalam kelompok yang terdiri dari 13 hingga 15 orang yang bergerak bersama dan selamat. Kami harus menyerah karena telah dikepung," kata tawanan tersebut.
Pelabuhan utama Laut Azov adalah target terbesar di wilayah Donbas timur yang sekarang disebut Moskow sebagai fokus kampanyenya.
Jika dikuasai, wilayah itu akan menjadi kota besar pertama yang jatuh sejak perang dimulai.
Penaklukannya akan membantu mengamankan jalur darat antara wilayah timur yang dikuasai separatis dan Krimea, yang direbut dan dicaplok Rusia pada 2014.
Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi penyerahan tersebut.
Pasalnya, juru bicara kementerian pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk mengatakan tak ada informasi tentang penyerahan diri tersebut.
Selain itu, tidak ada komentar langsung dari kantor presiden Ukraina atau staf umum Ukraina.
"Di kota Mariupol, dekat Pabrik Besi dan Baja Ilyich, sebagai akibat dari serangan yang berhasil dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia dan unit milisi Republik Rakyat Donetsk, 1.026 tentara Ukraina dari Brigade Marinir ke-36 secara sukarela meletakkan senjata dan menyerah," kata Kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Hal ini didukung adanya sebuah posting di halaman Facebook pada Senin (12/4/2022).
Dalam unggahan itu, brigade marinir Ukraina mengatakan unitnya sedang mempersiapkan pertempuran pamungkas di Mariupol yang akan berakhir dengan kematian atau penangkapan karena pasukannya kehabisan amunisi.
"Hari ini mungkin akan menjadi pertempuran terakhir, karena tidak ada amunisi yang tersisa," tulis postingan tersebut.
"Di luar itu: pertarungan tangan kosong. Di luar itu, untuk beberapa kematian, untuk yang lain ditangkap."
Beberapa pejabat Ukraina mengatakan pada saat itu bahwa pernyataan itu mungkin palsu, dan pasukan masih bertahan.
Namun, Kementerian pertahanan Rusia mengatakan 151 tentara Ukraina yang terluka dirawat di tempat dan dibawa ke rumah sakit kota Mariupol.(TribunWow.com/Anung/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina