Di kota pelabuhan utama, wartawan di distrik yang dikuasai Rusia mendatangi pabrik baja tersebut.
Azovtal merupakan satu dari dua pabrik logam tempat para tentara Ukraina bertahan di terowongan bawah tanah dan bunker.
Pabrik itu telah menjadi reruntuhan baja bengkok dan beton yang hancur, tanpa ada tanda-tanda tentara pertahanan.
Beberapa mayat warga sipil tergeletak berserakan di jalan-jalan terdekat, termasuk seorang wanita dengan jaket merah muda dan sepatu putih.
Tidak ada reaksi segera datang dari Kyiv untuk pernyataan Rusia.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada portal berita Ukrayinska Pravda, bahwa situasi di Mariupol sangat sulit.
"Tentara kami diblokir, yang terluka diblokir. Ada krisis kemanusiaan. Namun, orang-orang itu tetap mempertahankan diri," ujar Zelensky.
Ia pun menuduh Rusia mencoba memusnahkan penduduk kota dan mengancam akan menarik diri dari negosiasi perdamaian dengan Rusia jika pejuang Ukraina yang terperangkap di kota pelabuhan itu tewas.
Baca juga: Terungkap Sosok Istri Rusia yang Izinkan Suami Tentaranya Rudapaksa Wanita Ukraina
Baca juga: Rusia Peringatkan kalau Ukraina akan Bombardir Warga Sipilnya Sendiri di Tempat Ini
Rusia Sebut Ribuan Tentara Ukraina Menyerah
1.026 tentara dari Brigade Marinir ke-36 Ukraina, termasuk 162 perwira, dikabarkan telah menyerah.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu, (13/4/2022), bahwa para pasukan itu menyerah setelah terkepung di kota pelabuhan Mariupol.
Peristiwa ini diabadikan dan dibagikan dalam sebuah video yang disiarkan televisi Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari Reuters, Kamis (14/4/2022), Mariupol, yang telah dikepung oleh pasukan Rusia selama berminggu-minggu, telah menjadi lokasi pertempuran paling sengit sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari.
Namun televisi Rusia pada hari Rabu,menyatakan kota tersebut telah resmi jatuh ke tangan Moskow.
Disiarkan sebuah video yang dikatakan sebagai penyerahan diri pasukan Ukraina.