TRIBUNWOW.COM - Eks tentara Inggris yang bergabung dengan pasukan militer Ukraina, Shaun Pinner (48) dipertontonkan ke publik seusai diamankan oleh tentara Rusia.
Shaun ditangkap seusai membantu pasukan Ukraina dalam konflik melawan Rusia.
Dalam acara stasiun televisi (TV) milik pemerintah Rusia, Shaun diwawancarai seputar konflik yang terjadi di lapangan.
Baca juga: Rudal Dibalas Rudal, Rusia Kembali Serang Kiev dan Kota Ukraina Lain Balas Tenggelamnya Kapal Moskva
Baca juga: Tentara Lari Cari Perlindungan, Nakes di Ukraina Justru Diam Temani Warga yang Ketakutan
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Shaun menceritakan terjadi kepanikan di antara pasukan militer Ukraina yang berjaga di Mariupol.
Shaun bercerita, ia dan rekan-rekannya memutuskan untuk meninggalkan area pabrik yang awalnya mereka jaga.
Pada pukul 04.00 dini hari waktu setempat, Shaun dan prajurit yang lain pergi meninggalkan area pabrik itu sambil membawa personil yang terluka.
Kabur tanpa tujuan yang jelas, Shaun menyebut komandannya juga hilang entah kemana.
"Komandan saya kelihatannya menghilang. Saya juga tidak tahu apa yang terjadi terhadap mereka yang saat itu di sana bersama saya," ungkap Shaun.
Shaun sendiri merupakan pensiunan tentara Inggris.
Ia pergi ke Ukraina empat tahun lalu untuk menikahi istri keduanya yakni Larysa.
Setelah menikahi Larysa, Shaun bergabung dengan pasukan militer Ukraina sebagai tentara kontrak.
Keluarga Shaun menyatakan Shaun bukanlah tentara sukarelawan namun resmi merupakan bagian dari pasukan militer Ukraina.
Keluarga Shaun di Inggris mengatakan tengah berusaha berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Inggris untuk membawa pulang Shaun yang kini ditahan di Rusia.
Selain itu keluarga Shaun juga berharap Rusia menjamin hak Shaun sebagai tahanan perang.
Sebelumnya diberitakna, Shaun sengaja diprovokasi saat diwawancarai di stasiun TV milik pemerintah Rusia.
Seorang jurnalis pro Rusia dituding memberikan informasi bohong tentang instruksi komandan yang memimpin Shaun dan rekan-rekan Shaun.
Jurnalis pro Kremlin yang diketahui bernama Andrey Rudenko itu menjelaskan bagaimana dalam misi yang dijalankan oleh Shaun adalah hal mustahil untuk bisa pergi dengan selamat.
Rudenko menjelaskan bahwa Shaun dan rekan-rekan Shaun sengaja dikorbankan demi imej pahlawan.
Shaun lalu menjawab "Saya tidak menyangka kita ditelantarkan. Dan saya tidak tahu siapa yang mengambil keputusan seperti itu," ujarnya.
Kemudian Shaun mengatakan bahwa dirinya tidak ingin berperang dan ingin segera pulang ke negara asalnya.
Minta Tentara Ukraina Menyerah
Rusia mengatakan pasukannya telah berhasil membersihkan kota pelabuhan Mariupol, Ukraina.
Disebutkan hanya ada kontingen kecil pejuang Ukraina yang tetap berada di dalam pabrik baja di pelabuhan selatan yang terkepung.
Pihak Rusia pun mengimbau pasukan pertahanan itu untuk menyerah sebelum menjadi sasaran perang.
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Sabtu (16/4/2022), klaim Rusia untuk menguasai Mariupol belum dapat diverifikasi secara independen.
Namun jika benar, ini akan menjadi kota besar pertama yang jatuh ke tangan pasukan Rusia sejak invasi 24 Februari.
“Seluruh wilayah perkotaan Mariupol telah sepenuhnya dibersihkan. Sisa-sisa kelompok Ukraina saat ini sepenuhnya diblokade di wilayah pabrik metalurgi Azovstal,” kata Igor Konashenkov, kepala juru bicara kementerian pertahanan Rusia.
“Satu-satunya kesempatan mereka untuk menyelamatkan hidupnya adalah dengan sukarela meletakkan senjata dan menyerah.”
Konashenkov mengatakan total 1.464 prajurit Ukraina telah menyerah.
Kementerian pertahanan Rusia menyatakan jika pasukan Ukraina yang masih bertempur di Mariupol meletakkan senjata mereka mulai pukul 6 pagi waktu Moskow (03:00 GMT), hidup mereka akan selamat.
Di kota pelabuhan utama, wartawan di distrik yang dikuasai Rusia mendatangi pabrik baja tersebut.
Azovtal merupakan satu dari dua pabrik logam tempat para tentara Ukraina bertahan di terowongan bawah tanah dan bunker.
Pabrik itu telah menjadi reruntuhan baja bengkok dan beton yang hancur, tanpa ada tanda-tanda tentara pertahanan.
Beberapa mayat warga sipil tergeletak berserakan di jalan-jalan terdekat, termasuk seorang wanita dengan jaket merah muda dan sepatu putih.
Tidak ada reaksi segera datang dari Kyiv untuk pernyataan Rusia.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada portal berita Ukrayinska Pravda, bahwa situasi di Mariupol sangat sulit.
"Tentara kami diblokir, yang terluka diblokir. Ada krisis kemanusiaan. Namun, orang-orang itu tetap mempertahankan diri," ujar Zelensky.
Ia pun menuduh Rusia mencoba memusnahkan penduduk kota dan mengancam akan menarik diri dari negosiasi perdamaian dengan Rusia jika pejuang Ukraina yang terperangkap di kota pelabuhan itu tewas.
Baca juga: Terungkap Sosok Istri Rusia yang Izinkan Suami Tentaranya Rudapaksa Wanita Ukraina
Baca juga: Rusia Peringatkan kalau Ukraina akan Bombardir Warga Sipilnya Sendiri di Tempat Ini
Rusia Sebut Ribuan Tentara Ukraina Menyerah
1.026 tentara dari Brigade Marinir ke-36 Ukraina, termasuk 162 perwira, dikabarkan telah menyerah.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Rabu, (13/4/2022), bahwa para pasukan itu menyerah setelah terkepung di kota pelabuhan Mariupol.
Peristiwa ini diabadikan dan dibagikan dalam sebuah video yang disiarkan televisi Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari Reuters, Kamis (14/4/2022), Mariupol, yang telah dikepung oleh pasukan Rusia selama berminggu-minggu, telah menjadi lokasi pertempuran paling sengit sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari.
Namun televisi Rusia pada hari Rabu,menyatakan kota tersebut telah resmi jatuh ke tangan Moskow.
Disiarkan sebuah video yang dikatakan sebagai penyerahan diri pasukan Ukraina.
Dalam rekaman itu, orang-orang berseragam militer terlihat berjalan dengan tangan tanpa senjata di sepanjang jalan yang ditumbuhi rumput dan pepohonan.
Mereka mendekat menuju tentara bertopeng yang menggendong senapan serbu.
Dalam video tersebut, empat marinir berjalan menjauh dari bangunan industri yang rusak membawa orang yang terluka di atas tandu.
Satu orang membawa bendera putih, sementara orang-orang yang terluka dimasukkan ke dalam bus kuning.
"Anda mungkin takut atau tidak, tetapi tetap harus menyerah. Pilihannya tidak besar. Pertama, pengepungan cukup ketat. Kedua, setidaknya ada lima eselon (pasukan), jadi tidak semudah itu untuk keluar jika seseorang berpikir bahwa dia dapat dengan mudah pergi," kata seorang tentara Rusia yang tidak disebutkan namanya.
Lebih dari selusin tentara berbaris dalam formasi di sebuah ruangan gelap, di mana seorang tawanan perang yang tidak dikenal memberi keterangan dalam bahasa Rusia.
"Saya berada dalam kelompok yang terdiri dari 13 hingga 15 orang yang bergerak bersama dan selamat. Kami harus menyerah karena telah dikepung," kata tawanan tersebut.
Pelabuhan utama Laut Azov adalah target terbesar di wilayah Donbas timur yang sekarang disebut Moskow sebagai fokus kampanyenya.
Jika dikuasai, wilayah itu akan menjadi kota besar pertama yang jatuh sejak perang dimulai.
Penaklukannya akan membantu mengamankan jalur darat antara wilayah timur yang dikuasai separatis dan Krimea, yang direbut dan dicaplok Rusia pada 2014.
Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi penyerahan tersebut.
Pasalnya, juru bicara kementerian pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk mengatakan tak ada informasi tentang penyerahan diri tersebut.
Selain itu, tidak ada komentar langsung dari kantor presiden Ukraina atau staf umum Ukraina.
"Di kota Mariupol, dekat Pabrik Besi dan Baja Ilyich, sebagai akibat dari serangan yang berhasil dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia dan unit milisi Republik Rakyat Donetsk, 1.026 tentara Ukraina dari Brigade Marinir ke-36 secara sukarela meletakkan senjata dan menyerah," kata Kementerian pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Hal ini didukung adanya sebuah posting di halaman Facebook pada Senin (12/4/2022).
Dalam unggahan itu, brigade marinir Ukraina mengatakan unitnya sedang mempersiapkan pertempuran pamungkas di Mariupol yang akan berakhir dengan kematian atau penangkapan karena pasukannya kehabisan amunisi.
"Hari ini mungkin akan menjadi pertempuran terakhir, karena tidak ada amunisi yang tersisa," tulis postingan tersebut.
"Di luar itu: pertarungan tangan kosong. Di luar itu, untuk beberapa kematian, untuk yang lain ditangkap."
Beberapa pejabat Ukraina mengatakan pada saat itu bahwa pernyataan itu mungkin palsu, dan pasukan masih bertahan.
Namun, Kementerian pertahanan Rusia mengatakan 151 tentara Ukraina yang terluka dirawat di tempat dan dibawa ke rumah sakit kota Mariupol.(TribunWow.com/Anung/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina