Perdana Menteri Lithuania Ingrida Simonyte juga mengatakan bahwa ancaman nuklir itu bukan hanya sekali dua kali dilakukan Rusia.
Di sisi lain, Medvedev mengatakan Moskow akan memiliki daftar musuh yang resmi bertambah jika NATO mengakui keanggotaan negara lain.
Menulis di Telegram, dia mengklaim NATO sedang bersiap untuk menerima Finlandia dan Swedia dengan prosedur birokrasi minimal.
Ia menekankan bahwa tanggaapan Rusia harus dipertimbangkan dengan kepala dingin.
Diketahui, Perdana Menteri Swedia dan Finlandia, Magdalena Andersson dan Sanna Marin, bergabung dalam konferensi pers bersama di Stockholm pada hari Rabu.
Marin mengatakan Finlandia siap membuat keputusan untuk bergabung dengan NATO dalam beberapa minggu menyusul debat ekstensif di badan legislatif Eduskunta yang memiliki 200 kursi.
Medvedev mengklaim pendapat Swedia dan Finlandia tentang bergabung dengan aliansi itu masih terbelah meskipun ada upaya maksimal dari propagandis dalam negeri.
Dia juga membantah bahwa invasi ke Ukraina menjadi penyebab Swedia dan Finlandia pertimbangkan keanggotaan ke NATO.
"Upaya untuk menyeret mereka ke dalam aliansi telah dilakukan sebelumnya," bantah Medvedev.
Baca juga: Konflik Ukraina Belum Selesai, Militer Rusia Bergerak ke Finlandia yang Berencana Gabung NATO
Baca juga: 3 Skenario yang Bisa Membuat NATO Akhirnya Turun Tangan Terlibat Perang Rusia dan Ukraina
Invasi Ukraina Dorong Negara Lain Gabung NATO
Agresi militer yang dilakukan Rusia di Ukraina diperkirakan justru akan mendorong lebih banyak negara lain untuk bergabung dengan NATO.
Padahal, Presiden Rusia Vladimir Putin menjadikan keinginan Ukraina bergabung dengan NATO sebagai alasan untuk menyerang.
Alih-alih memberikan pelajaran untuk negara lain, Rusia kini justru menghadapi hasil yang berlawanan dengan tujuannya.
Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Kamis (7/4/2022), analisa ini disampaikan Kepala Staf Udara Inggris, Sir Mike Wigston.
Ia memperkirakan bahwa negara-negara lain akan melihat manfaat menjadi bagian dari NATO.