Adapun kota Chernihiv terletak sekitar 90 mil timur laut Kiev, di jalan menuju perbatasan Belarusia.
Sejak invasi pertama, kota tersebut telah dikelilingi oleh pasukan Rusia beberapa hari yang menembaki fasilitassipil, termasuk rumah, taman kanak-kanak dan pasar.
"Dua hari yang lalu sebuah peluru menghantam 200 meter dari rumah sakit kami," beber Zosimenko.
Sejumlah apotek dan toko obat telah menyumbang untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit secara gratis.
Tetapi hal ini belum bisa memenuhi kebutuhan anak-anak, terutama untuk obat penghilang rasa sakit.
"Ketika orang sakit kanker, mereka membutuhkan banyak obat penghilang rasa sakit, dan kami memiliki masalah dengan morfin dan obat lain,” ujar Zosimenko.
"Misalnya rumah sakit onkologi di Chernikiv, mereka hanya memiliki delapan ampul morfin atau obat penghilang rasa sakit lainnya.”
Kondisi tempat perlindungan yang kurang layak menyebabkan pasien dan tenaga medis kelelahan.
Apalagi lantaran mereka tak bisa beristirahat di tengah kekhawatiran atas serangan udara dan suara tembakan yang beruntun terdengar.
"Semua orang lelah, terutama staf medis, mereka tidak tidur secara normal selama seminggu terakhir, hanya dua atau tiga jam."
Zosimenko membawa senapannya sendiri ke rumah sakit, dan bersama dengan beberapa ayah anak-anak itu, menciptakan unit perlindungan informal.
"Kami di sini dengan senjata kami sendiri, beberapa ayah dari anak-anak ini membawa sesuatu sehingga mereka dapat melindungi diri mereka juga," ujar Zosimenko.
"Kami siap memberikan hidup kami sendiri tetapi tidak mau memberikan nyawa anak-anak ini.”
"Saya bersama anak-anak, karena mereka adalah arsitek, hanya mereka yang dapat membangun masa depan. Kami hanya dapat membantu mereka bertahan hidup, sehingga mereka dapat melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan."(TribunWow.com)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina