Konflik Rusia Vs Ukraina

Hasil Perundingan Kedua Ukraina dan Rusia, Akhirnya Temui Kesepakatan terkait Hal Berikut

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase potret Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Minggu (27/2/2022). Hasil perundingan kedua antara Ukraina dan Rusia.

TRIBUNWOW.COM - Perundingan kembali digelar antara pihak Ukraina dan Rusia di wilayah negara Belarus, Kamis (3/3/2022).

Dalam pertemuan tersebut dibahas sejumlah hal terutama mengenai upaya kemanusiaan bagi masyarakat yang terdampak.

Sementara, upaya negosiasi damai tampaknya masih alot dan belum menunjukkan perkembangan signifikan.

Tempat pertemuan perwakilan pemerintah Ukraina dan Rusia di Belarus pada Senin (28/2/2022). (Twitter Kementerian Luar Negeri Belarus)

Baca juga: Pesawat Kiamat Putin Terbang di Langit Rusia, Tanda Perang Nuklir akan Terjadi di Ukraina?

Baca juga: Efek Radiasi Nuklir jika PLTN Zaporizhzhia Ukraina Diledakkan Rusia, dari Kanker hingga Rusaknya DNA

Dilansir AlJazeera, Jumat (4/3/2022), pihak Rusia dan Ukraina bertemu untuk menyepakati adanya koridor kemanusiaan sebagai jalan mengirim bantuan.

Selain itu juga agar dapat melakukan evakuasi bagi warga sipil dari kota-kota yang terkepung tentara.

Negosiator juga setuju untuk mempertahankan gencatan senjata sementara di daerah di mana koridor kemanusiaan akan ditempatkan.

"Masalah utama yang kami sepakati hari ini adalah penyelamatan kemanusiaan bagi warga sipil yang terjebak di zona bentrokan militer," kata nagosiator Rusia, Vladimir Medinsky.

Namun, dia tidak menunjukkan kapan koridor pengamanan itu dapat didirikan.

Kesepakatan tentatif, yang dicapai di Belarus, terjadi ketika pasukan Rusia terus mengepung dan menyerang kota-kota Ukraina, termasuk ibukota Kiev, dan kota terbesar kedua Kharkiv.

Ribuan orang diperkirakan tewas atau terluka dalam konflik delapan hari itu.

Sementara, lebih dari satu juta orang telah melarikan diri dari pertempuran yang disebut PBB sebagai eksodus pengungsi tercepat abad ini.

Negosiator Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan kedua pihak telah sepakat untuk membentuk jalur komunikasi dan kerja sama sesegera mungkin untuk memfasilitasi evakuasi warga sipil.

Ia juga menyebutkan akan adanya gencatan senjata di sejumlah lokasi yang sudah ditentukan.

"(Gencatan senjata-red) tidak dilakukan di semua tempat, namun hanya di lokasi koridor kemanusiaan ditempatkan, kemungkinan gencatan senjata dilakukan selama evakuasi," terang Mykhailo Podolyak.

Ukraina dan Rusia akan mengawasi langsung pengiriman obat-obatan dan makanan ke tempat-tempat di mana pertempuran paling sengit terjadi.

Mykhailo Podolyak menambahkan bahwa kedua belah pihak akan melanjutkan perundingan ronde ketiga secepat mungkin.

Menurut perwakilan Rusia, pertemuan ketiga akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang di Belarusia.

Baca juga: Kepala Intelejen Rusia Salahkan Pihak Barat atas Invasi ke Ukraina, Singgung Operasi Terselubung

Baca juga: Putin Umumkan Bayaran Tentara Rusia yang Ikut Invasi Ukraina, Ini Kompensasi untuk Korban Tewas

Nasib Pilu Anak-anak Penderita Kanker di Ukraina

Di bangsal onkologi di rumah sakit anak Chernihiv, Ukraina, anak-anak berjuang melawan kanker sementara kota mereka dikepung pasukan Rusia.

Namun kini, pasien anak-anak di Ukraina itu kehabisan obat penghilang rasa sakit serta pasokan makanan.

Para relawan dan orangtua juga tak bisa melakukan evakuasi lantaran tentara Rusia sudah menanam ranjau di jalur keluar kota.

Dilansir The Guardian, Selasa (1/3/2022), Serhiy Zosimenko, seorang pekerja amal yang menjaga 11 pasien anak beserta dokter dan orang tuanya, mengaku tak bisa berbuat banyak.

Ia mengaku masih tak percaya atas kondisi yang dialami hanya bisa berjuang untuk bertahan hidup.

"Kami tidak tahu berapa banyak waktu yang kami miliki,” kata Zosimenko.

"Kami sebenarnya tidak tahu bagaimana bertahan hidup di sini, ini tidak nyata. Kami tidak memiliki sumber daya lagi."

Sesungguhnya, rumah sakit di Polandia dan Slovakia telah setuju untuk melanjutkan perawatan anak-anak tersebut dan membebaskannya dari biaya apa pun.

Namun untuk saat ini anak-anak yang berusia antara dua hingga 15 tahun itu tak bisa dievakuasi ke sana.

Pasalnya, kota tersebut telah dikepung tentara Rusia, sehingga satu-satunya jalan keluar adalah dengan helikopter.

"Masalahnya kami tidak bisa mengevakuasi anak-anak dari darat, kami hanya bisa mengevakuasi mereka melalui udara,” terang Zosimenko.

"Semua rute ke kota kami ditanami ranjau."

Adapun kota Chernihiv terletak sekitar 90 mil timur laut Kiev, di jalan menuju perbatasan Belarusia.

Sejak invasi pertama, kota tersebut telah dikelilingi oleh pasukan Rusia beberapa hari yang menembaki fasilitassipil, termasuk rumah, taman kanak-kanak dan pasar.

"Dua hari yang lalu sebuah peluru menghantam 200 meter dari rumah sakit kami," beber Zosimenko.

Sejumlah apotek dan toko obat telah menyumbang untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit secara gratis.

Tetapi hal ini belum bisa memenuhi kebutuhan anak-anak, terutama untuk obat penghilang rasa sakit.

"Ketika orang sakit kanker, mereka membutuhkan banyak obat penghilang rasa sakit, dan kami memiliki masalah dengan morfin dan obat lain,” ujar Zosimenko.

"Misalnya rumah sakit onkologi di Chernikiv, mereka hanya memiliki delapan ampul morfin atau obat penghilang rasa sakit lainnya.”

Kondisi tempat perlindungan yang kurang layak menyebabkan pasien dan tenaga medis kelelahan.

Apalagi lantaran mereka tak bisa beristirahat di tengah kekhawatiran atas serangan udara dan suara tembakan yang beruntun terdengar.

"Semua orang lelah, terutama staf medis, mereka tidak tidur secara normal selama seminggu terakhir, hanya dua atau tiga jam."

Zosimenko membawa senapannya sendiri ke rumah sakit, dan bersama dengan beberapa ayah anak-anak itu, menciptakan unit perlindungan informal.

"Kami di sini dengan senjata kami sendiri, beberapa ayah dari anak-anak ini membawa sesuatu sehingga mereka dapat melindungi diri mereka juga," ujar Zosimenko.

"Kami siap memberikan hidup kami sendiri tetapi tidak mau memberikan nyawa anak-anak ini.”

"Saya bersama anak-anak, karena mereka adalah arsitek, hanya mereka yang dapat membangun masa depan. Kami hanya dapat membantu mereka bertahan hidup, sehingga mereka dapat melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan."(TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina