TRIBUNWOW.COM - Orang dengan sistem imun yang tidak baik lebih beresiko mengalami perburukan kesehatan ketika terinfeksi Covid-19.
Covid-19 merupakan penyakit yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Cina pada tahun 2019 lalu.
Kebanyakan pasien Covid-19 dapat sembuh dengan sendirinya karena bantuan dari sistem imun.
Gejala yang umumnya dirasakan pada pasien Covid-19 adalah demam, batuk kering, merasa kelelahan, dan sesak napas.
Baca juga: Olahraga Mudah yang Bisa Dilakukan di Rumah, Bantu Tingkatkan Imun Tubuh di saat Pademi Covid-19
Dalam beberapa kasus, Covid-19 juga bisa menyebabkan pneunomia atau masalah terhadap paru-paru.
Dikutip dari situs WHO, virus dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi dalam partikel cairan kecil ketika mereka batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bernapas.
Partikel-partikel ini berkisar dari tetesan pernapasan yang lebih besar hingga aerosol yang lebih kecil.
Bukti saat ini menunjukkan bahwa virus menyebar terutama di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat satu sama lain, biasanya dalam jarak 1 meter (jarak dekat).
Namun, 80 persen atau 8 dari 10 orang yang terinfeksi Covid-19 bisa sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus.
Itu dikarenakan sel imun dapat melawan virus yang menyerang di dalam tubuh dengan baik.
Dilansir dari Technologyreview.com, sistem kekebalan tubuh setiap orang berbeda ketika merespon Covid-19 di dalam tubuh.
Infeksi adalah perlombaan antara virus dan sistem kekebalan tubuh.
Tubuh manusia memiliki sistem kekebalan tubuh yang bertugas menjaga dan merespon ketika ada sel-sel aneh di dalam tubuh.
Baca juga: Rawan Terserang Covid-19, Hindari Terlebih Dahulu Kebiasaan Ini Bisa Lemahkan Sistem Imun Tubuh
Baca juga: Jangan Dipaksakan, 9 Kondisi Anak Ini Tak Boleh Divaksin Covid-19, Termasuk yang Baru Imunisasi Lain
Begitu juga ketika Covid-19 menyerang ke dalam tubuh, sistem kekebalan, biasanya akan langsung mengaktifkan respon imun untuk melakukan perlawanan biasa pada virus.
Sel imun akan beradaptasi terhadap virus dan membuat memberi perlawanan yang lebih hebat untuk virus.
Garis pertahanan kedua ini dapat memberikan perlawanan secara menakjubkan yang melibatkan pembuatan sel pembunuh, yaitu sel T.
Karena itu, orang yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki sistem kekebalan yang lebih mampu menghadapi virus itu di dalam darahnya.
Seperti kebanyakan infeksi virus, suhu tubuh meningkat dalam upaya untuk membunuh virus.
Selain itu, sel darah putih mengejar infeksi, beberapa menelan dan menghancurkan sel yang terinfeksi, yang lain membuat antibodi yang mencegah virion menginfeksi sel inang.
Sedangkan yang lain lagi membuat bahan kimia yang beracun bagi sel yang terinfeksi.
Covid-19 mudah diatasi jika hanya menginfeksi saluran pernapasan bagian atas atau di sekitar pita suara.
Namun jika sistem imun gagal melawan virus, Ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.
Orang tanpa riwayat penyakit pernapasan seringkali hanya memiliki gejala ringan, tetapi ada banyak laporan tentang infeksi berat pada anak muda yang sehat, serta infeksi ringan pada orang yang diperkirakan rentan.
Baca juga: Tingginya Infeksi Covid-19 pada Anak di Indonesia, Berikut 5 Faktor Penyebabnya
Jika virus dapat menginfeksi saluran napas bagian bawah, virus ini menciptakan kekacauan di paru-paru, membuatnya sulit bernapas.
Maka dari itu pasien Covid-19 meski tidak merasakan gejala dianjurkan untuk menjaga pola hidup sehat dan menjaga daya tahan tubuhnya.
Itu dilakukan untuk mencegah virus menyebabkan infeksi yang lebih parah.
Jika infeksi telah merusak paru-paru, dalam kondisi terparah mereka tidak akan mampu memberikan oksigen ke seluruh tubuh, dan pasien akan memerlukan ventilator.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) mencatat hal itu terjadi pada 3 persen hingga 17 persen dari semua pasien Covid-19.
Selain itu disebutkan juga bahwa adanya penyakit penyerta yang menyebabkan sistem kekebalan yang lemah adalah penyebab utama kematian lainnya.
Hingga kini pemberian vaksin masih dianggap paling efektif untuk mencegah perburukan.
Selain itu menggunakan obat-obatan antivirus lain juga digunakan sebagai terapi Covid-19 meski diperlukan cukup bukti uji klinis untuk membuktikan keampuhannya secara ilmiah.
Pendekatan lain yang menjanjikan adalah mengambil serum darah dari orang yang telah pulih dari virus dan menggunakannya, yang di Indonesia disebut plasma kovalenses. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya