"Sehingga media pun tidak persis mengetahui yang dilakukan."
"Terutama terkait dengan adegan-adegan verbalnya, ucapannya."
Baca juga: BEM UI Nyatakan Sikap soal Pembubaran FPI dan Maklumat Kapolri: Tidak Merefleksikan Negara Hukum
Baca juga: Ini Saran Anggota DPR supaya Habib Rizieq Shihab Bisa Jadi Capres: Kalau FPI Ingin Berkuasa
Refly Harun menyadari analisisnya bisa keliru.
Namun, ia tetap menduga Komnas HAM mulai mendapat ancaman.
"Saya tidak memilih analisis ini, tapi mengemukakan fakta," ujarnya.
"Adalah soal bahwa bisa jadi Komnas HAM 'Mulai masuk angin'."
"Bukan karena karakter dasar organisasi tapi mereka mulai mendapatkan intimidasi, ancaman, imbauan, persuasi dan lain sebagainya."
Karena itulah, ia menduga Komnas HAM kini mulai mengerem investigasi penembakan 6 laskar FPI.
Hal tersebut terbukti dari proses rekonstruksi yang digelar tertutup.
"Tidak mesti berupa ancaman, intimidasi, bisa juga berupa imbauan, kawanan dan sebagainya," jelas Refly Harun.
"Dan akhirnya lebih mengerem laju investigasi mereka."
"Itulah sebabnya rekonstruksi ini tidak dibuka untuk umum."
"Dibuat hanya untuk menambah informasi yang barangkali perlu dilengkapi," tambahnya.
Jika dugaannya benar, Refly Harun menyebut Komnas HAM tak akan membuka informasi soal penembakan 6 laskar FPI secara terbuka.
"Artinya kalau skenario ketiga ini yang benar, barangkali nanti ketika selesai melakukan investiasi Komnas HAM mungkin saja, mudah-mudahan keliru saya, tidak akan menyampaikan hasil investigasi secara detail," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-7.27:
(TribunWow/Elfan/Jayanti)
Sebagian artikel diolah dari Kesimpulan Bentrok Polisi dan FPI, Komnas HAM: Kami Umumkan Maksimal Pekan Kedua Januari