Barang bukti tersebut sebelumnya diserahkan kepada Puslabfor Bareskrim Polri untuk dilakukan uji balistik.
Turut mengawal pelaksanaan uji balistik, Komnas HAM disebut juga melibatkan ahli dari PT Pindad dan masyarakat sipil.
Hal itu diharapkan supaya pelaksanaanya berjalan secara transparan dan akuntabel.
"Uji balistiknya sudah keluar dan menguatkan dugaan kami tentang konstruksi peristiwa yang ada. Nanti diumumkan sekalian dengan laporan lengkap penyelidikan kami," ujarnya.
Simak videonya mulai menit awal:
Refly Harun: Komnas HAM Mulai 'Masuk Angin'
Pakar Hukum Tata Nefara, Refly Harun membeberkan dugaannya soal kelanjutan investigasi penembakan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI).
Menurut analisanya, Komnas HAM sudah mendapat intimidasi dari pihak terkait.
Hal itulah yang membuat Komnas HAM diduganya tak akan terbuka mengusut kasus ini.
Baca juga: Daripada PP Kebiri Kimia, Komnas HAM Lebih Pilih Dukung RUU PKS: Apalagi Korbannya Anak-anak
Baca juga: Soal Kebiri Kimia untuk Predator Anak, Komnas HAM Ajukan Keberatan: Bukan Berarti Kami Tak Peduli
Seperti yang diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Selasa (5/1/2021).
"Kita tidak tahu versi yang akan dikemukakan Komnas HAM," ucap Refly Harun.
"Itulah sebabnya agar tidak ada perbedaan mencolok, mungkin yang memungkin spekulasi publik nanti goncang."
Itulah yang menurutnya membuat Komnas HAM menggelar rekonstruksi kejadian secara tertutup.
Refly Harun mengatakan bahkan media tak bisa meliput rekonstruksi tersebut dari jarak dekat.
"Maka uji rekonstruksi hanya bisa dilihat media dari kejauhan," ujar Refly Harun.