Luka-luka itu meliputi memar di sekujur tubuh.
"Untuk korban anak, kita dapati beberapa kejanggalan di rongga kepala dan di rongga rahang sebelah kiri," katanya.
"Ada luka memar, seperti rahang tadi. Kita temui kejanggalan seperti permukaan kulitnya menyerupai warna yang jelas berbeda dari warna asli tubuh manusia," lanjut dr Monang.
Dokter Monang mengungkapkan perkiraan senjata yang membuat luka-luka muncul di tubuh korban.
Ia menjelaskan ada kemungkinan penggunaan benda tumpul dan senjata tajam untuk menghajar kedua korban.
"Kalau saya mengira (benda) tumpul. Kalau yang (benda) tajam juga ada," tutur dokter forensik tersebut.
• Kronologi Penemuan Mayat Ibu dan Anak di Pontianak, Kondisi Korban Penuh Luka
"Kalau si korban ibu, lebih domain senjatanya itu sajam. Kalau di anak lebih domain senjata tumpul, walaupun ada senjata tajam," tambah dia.
Dikutip dari Tribun Pontianak, mayat kedua korban ditemukan oleh pihak keluarga lainnya.
Yogi, seorang kerabat, menuturkan sudah tiga hari keluarga tidak dapat menghubungi Sumi dan Geby.
Keluarga besar lalu sepakat hendak mendatangi rumah korban pada Rabu sekitar pukul 21.00 WIB.
Yogi dan anggota keluarga lainnya merasakan kejanggalan saat melihat rumah dalam kondisi gelap.
"Pas ngintip dari jendela lihat ada yang tergeletak keluar,” ungkap Yogi.
"Itu posisinya si Geby di dalam kamar, Umi-nya di luar, darahnya sudah kering, kayaknya sudah tiga hari," jelasnya.
Ada Luka di Kepala Korban
Dikutip dari TribunPontianak.co.id, hingga Kamis (24/9/2020) pagi, keberadaan AL masih menjadi misteri.