TRIBUN-VIDEO.COM - Konferensi pers yang diadakan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta mendadak berubah menjadi keributan, Jumat (26/6/2020).
Hal ini terjadi seusai seorang wali murid melakukan protesnya dengan berteriak dan memarahi Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana.
Wali murid tersebut tak terima ketika anaknya tak diterima di sekolah favorit melalui sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) karena faktor usia.
• Ganjar Pranowo Telepon Orang Tua yang Kepergok Pakai SKD Palsu untuk PPDB Akhirnya Merasa Ketakutan
• Ribuan Orang Tua Siswa Takut dengan Ancaman Ganjar Pranowo, Langsung Cabut SKD Palsu untuk PPDB
Dikutip dari Tribunnews, Sabtu (27/6/2020) wali murid tersebut berteriak dengan mengucapkan kata-kata bohong.
Ia memprotes kebijakan itu tak mencantumkan adanya seleksi jarak.
"Bu, ini bohong, Bu. Jarak tidak diperhitungkan. Saya orang tua murid. Ibu berulang-ulang bohong. Ini Indonesia dibohongin," ujar wali murid tersebut, Jumat (26/6/2020).
"Saya berani ditahan. Dibohongin Indonesia. Tidak ada jarak dalam zonasi. Hanya usia. Ribuan enggak bisa masuk sekolah. Tahan saya silakan. Jangan dibohongi terus. Bohong, enggak ada seleksi jarak," ujar wali murid yang kemudian dibawa keluar oleh petugas tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh sejumlah wali murid lain.
Mereka mengeluhkan anak mereka tak dapat masuk sekolah negeri favorit gara-gara umurnya terlalu muda.
Padahal, para pelajar tersebut sudah belajar dengan giat hingga les privat selama beberapa bulan terakhir.
• Seorang Pria Ngamuk dalam Konpers Dinas Pendidikan DKI: Pertanyakan Aturan Usia dalam Zonasi PPDB
• Batasan Usia Jadi Syarat PPDB, Ratusan Orangtua Demo: Perjuangan Anak Belajar Maksimal kayak Sia-sia
Seperti yang diungkapkan oleh Savira (22).
Savira mengatakan adiknya kini berubah menjadi lebih pendiam setelah mengetahui tak lolos seleksi PPDB gara-gara usianya tak memenuhi syarat minimal.
Adiknya berusia 15 tahun 4 bulan, sedangkan syarat minimal melalui kebijakan zonasi adalah 15 tahun 7 bulan.
"Sudah les belajar pulang malam, nyatanya nilai lu engga dilihat. Ya sedih juga dia. Ditawarin masuk SMA swasta yang sama kaya SMP-nya enggak mau. Jadi bingung juga," ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana memberikan penjelasan mengenai jalur zonasi di DKI Jakarta yang alokasinya sebesar 40 persen.