Terkini Nasional

Soal Pembakaran Bendera PDIP, GNPF Singgung Pengusul RUU HIP: Yang Dilakukan Jauh Lebih Provokatif

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kader PDIP menggelar aksi di Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (26/6/2020).

• Ketua PA 212 Minta PDIP Tak Berlebihan soal Pembakaran Bendera Partai: Ada Persoalan Lebih Penting

Aria Bima lantas meminta kepada Slamet Maarif untuk membicarakan dalam forum tersendiri.

Ia juga bersedia untuk membuka rekaman rapat saat itu.

"Kalau yang tentang itu, saya tidak patut membuka di sini," ujar Aria Bima.

"Tetapi kita bisa buka risalah rapatnya yang menegaskan Trisila Ekasila itu bukan dari PDI Perjuangan," sambungnya.

Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima dalam acara Kabar Petang tvOne, Kamis (25/6/2020). Dirinya memberikan bantahan kepada Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif. (Youtube/Talk Show tvOne)

Dirinya memang mengakui bahwa konsep Trisila dan Ekasila ada di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) PDIP.

Dan menurutnya itu hanya digunakan untuk kepentingan internal partai.

Namun untuk draft yang ada di RUU HIP ditegaskan bukan dari PDIP.

"Bahwa di dalam anggaran dasar kami menggunakan itu, itu anggaran untuk partai kami," ungkapnya.

Mendengar penjelasan dari Aria Bima, pembawa acara kemudian menanyakan apakah itu diusulkan oleh partai lain.

Dirinya kemudian menyinggung soal komposisi suara di DPR, yakni sebanyak 128 kursi.

• Sayangkan Pembakaran Bendera PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo: Tidak Setuju Boleh, Merusak Janganlah

"Artinya dari fraksi lain? Soalnya kalau komposisi suaranya 128 PDIP," tanya pembawa acara.

Namun, Aria Bima tidak ingin membahas hal tersebut.

Ia hanya menegaskan bahwa Trisila dan Ekasila dalam draft RUU HIP bukan dari PDIP.

"Jangan digeser dulu, Ekasila Trisila itu bukan dari PDIP, poinnya di situ dulu," tegasnya.

Halaman
1234