Edy menilai konsep tersebut tidak sesuai dengan Pancasila.
"Ada kelompok partai yang berupaya melakukan kudeta ideologis, karena Pancasila kita adalah Pancasila yang disepakati 18 Agustus secara nasional," tambahnya.
Sekretaris Jenderal PDIP Perjuangan Hasto Kristiyanto turut angkat bicara tentang insiden tersebut.
Ia menilai aksi pembakaran bendera bertujuan mengganggu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Untuk itu PDI Perjuangan menegaskan bahwa dialog dan musyawarah kami kedepankan, namun jangan uji kesabaran revolusioner kami," kata Hasto Kristiyanto, dikutip dari Kompas.com, Jumat (26/6/2020).
Hasto menyebutkan PDIP akan berupaya melakukan dialog.
"Seluruh anggota dan kader Partai itu satu komando. Kami Nasionalis-Soekarnois yang selalu berjuang untuk bangsa dan negara," jelasnya.
Menurut Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sendiri yang meminta jalur hukum dilakukan.
"Atas dasar keyakinan yang sama, kini kami menempuh jalan hukum tersebut. Indonesia itu milik semua, bukan milik sekelompok orang," tegas Hasto.
• Aria Bima Tegaskan Ekasila Trisila di RUU HIP Bukan dari PDIP, Ketua PA 212: Partainya Apa?
Lihat videonya mulai menit ke-9.50:
Aria Bima Bantah Ekasila Trisila di RUU HIP Bukan dari PDIP
Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima menegaskan bahwa konsep Ekasila dan Trisila dalam Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) itu bukan dari PDIP.
Dilansir TribunWow.com, Aria Bima mengatakan bahwa Ekasila dan Trisila itu dari partai lain.
Namun ia mengaku tidak mau membukanya dalam forum Kabar Petang tvOne, Kamis (25/6/2020).
Karena menurutnya tidak patut untuk disampaikan di depan publik.