Terkini Nasional

Soal Pembakaran Bendera PDIP, GNPF Singgung Pengusul RUU HIP: Yang Dilakukan Jauh Lebih Provokatif

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kader PDIP menggelar aksi di Alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (26/6/2020).

TRIBUNWOW.COM - Sekjen Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Edy Mulyadi menyoroti alasan di balik insiden pembakaran bendera PDIP.

Insiden itu terjadi saat unjuk rasa menentang Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Rabu (25/6/2020).

Dilansir TribunWow.com, Edy Mulyadi menanggapi hal itu saat dihubungi dalam tayangan Kompas Petang, Jumat (26/6/2020).

Sekjen GNPF Edy Mulyadi menanggapi insiden pembakaran bendera PDIP, saat dihubungi dalam acara Kompas Petang, Jumat (26/6/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Bendera Kebesarannya Dibakar, PDIP akan Tempuh Jalur Hukum: Kami Tengarai Ini Memang Disengaja

Edy menilai insiden tersebut belum tentu bertujuan memprovokasi.

"Kalau memprovokasi atau memecah belah itu 'kan tinggal sudut pandang," kata Edy Mulyadi.

Ia menyebutkan sudah siap jika PDIP membawa kasus tersebut ke ranah hukum.

Seperti diketahui, massa GNPF turut meramaikan aksi demonstrasi RUU HIP.

"Kalau teman-teman PDIP menuntut itu karena aksi insiden pembakaran bendera enggak apa-apa," jelas Edy.

Meskipun begitu, ia menyinggung sikap PDIP dalam pembuatan RUU HIP.

"Tapi bicara provokatif, yang dilakukan PDIP itu jauh lebih provokatif," ungkit Edy Mulyadi.

Ia mengungkit pernyataan anggota DPR Fraksi PDIP Ahmad Basarah yang membantah partainya mengusulkan RUU HIP.

"Ahmad Basarah di ILC membantah, bukan kami pengusul RUU HIP. Ada partai lain yang tidak eksistensi, misalnya," kata Edy.

Edy menyebutkan PDIP sebelumnya sudah pernah menyinggung konsep Trisila dan Ekasila yang dimuat dalam RUU HIP.

"Tapi jejak digital dipenuhi dengan PDIP dengan Trisila dan Ekasila-nya," kata Edy.

"Bahkan pidato Ketua Umum Megawati jelas-jelas menyebut Trisila Ekasila," ungkapnya.

Tanggapi Pembakaran Bendera PDIP, Hasto Ungkit Peristiwa Kudatuli 1996: Jangan Uji Kesabaran Kami

Halaman
1234