Terkini Nasional

Ketua PA 212 Minta PDIP Tak Berlebihan soal Pembakaran Bendera Partai: Ada Persoalan Lebih Penting

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif dalam acara Kabar Petang tvOne, Kamis (26/6/2020). Dirinya meminta Partai PDI Perjuangan (PDIP) tidak berlebihan menanggapi pembakaran bendera partainya.

TRIBUNWOW.COM - Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif meminta Partai PDI Perjuangan (PDIP) tidak berlebihan menanggapi pembakaran bendera partainya.

Sebelumnya, insiden pembakaran bendera partai terjadi dalam aksi demo penolakan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di depan Gedung DPR-MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (24/6/2020).

Dilansir TribunWow.com, Slamet Maarif mengatakan kepada PDIP bahwa ada hal yang lebih penting ketimbang pembakaran bendera, yakni terkait nasib ideologi bangsa dan negara, yakni Pancasila.

Hal ini disampaikan Slamet Maarif dalam acara Kabar Petang tvOne, Kamis (25/6/2020).

Pembakaran bendera kebesaran partai PDIP itu terjadi dalam aksi demo penolakan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di depan Gedung DPR, Rabu (24/6/2020). (Youtube/KompasTV)

• Bendera PDI Perjuangan Dibakar Massa, Megawati Soekarnoputri Minta Seluruh Kader Rapatkan Barisan

Slamet Maarif kemudian menilai bahwa aksi pembakaran bendera partai PDIP juga tidak hanya terjadi sekali, namun sudah berkali-kali.

Dirinya juga menyinggung terkait pembakaran bendera PDIP yang justru dilakukan oleh kadernya sendiri.

"Jadi saya pikir beginilah, PDIP enggak usah lebay, enggak usah berlebihan, toh bendera PDI Perjuangan sudah sering dibakar," ujar Slamet Maarif.

"Baik oleh mahasiswa ketika aksi masalah BBM bahkan oleh kadernya sendiri di Kalimantan Barat kan bendera PDIP dibakar," jelasnya.

"Bahkan juga kader PDIP pernah membakar partai demokrat tahun 2017 itu dari berita dan data yang kita dapatkan."

Maka dari itu, Slamet Maarif meminta supaya pihak PDIP tidak berlebihan menanggapi hal itu.

Menurutnya, ada hal yang jauh lebih penting dari pembakaran tersebut.

Dirinya lantas menganggap wajar adanya penolakan terhadap RUU HIP, termasuk yang dilakukan dalam bentuk demo hingga pembakaran bendera PDIP.

• Soal Pembakaran Bendera PDIP, Pakar Hukum Sebut Bukan Menghina Partai: Ekspresi Penolakan RUU HIP

"Artinya enggak usah berlebihan, justru ada persoalan yang sangat penting buat kita, menyangkut keutuhan NKRI, menyakut keselamatan Pancasila, menyangkut jati diri hidup bangsa, menyangkut ideologi dasar negara yang sudah final," kata Slamet Maarif.

"Karena menyangkut ideologi dan keselamatan pancasila, menyangkut keutuhan NKRI makanya wajar umat ini marah, wajar rakyat Indonesia marah," tegasnya.

Dirinya mengaku tidak terima dan merasa tersinggung ketika idelogi bangsa yang sudah melekat dicoba untuk dirubah dan diotak-atik.

Halaman
123