Virus Corona

Hasil Rapid Test Pria di NTT Reaktif Hamil, Petugas Medis Pasrah Dilabrak: Katanya Silakan Lapor

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis mengambil sampel darah jurnalis saat Rapid Test Covid-19 secara drive-thru di halaman Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Rabu (8/4/2020). Sedikitnya 750 jurnalis mengikuti rapid test tersebut guna memastikan kesehatannya dan mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19). Terbaru, ilustrasi contoh pengambilan sampel rapid test Covid-19.

TRIBUNWOW.COM - Rapid test saat ini sudah umum dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan apakah seseorang terjangkit Virus Corona (Covid-19) atau tidak.

Namun rapid test yang dijalani oleh seorang pria bernama Ariyanto Boik justru memiliki hasil yang tidak ada sangkut pautnya dengan Corona sama sekali.

Pria asal Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu menerima hasil rapid test pada Jumat (12/6/2020) yang mengatakan dirinya justru reaktif hamil.

Sejumlah keluarga Ariyanto Boik datangi Rusun penampung pasien ODP Covid-19 di Kabupaten Rote Ndao, NTT, untuk memprotes hasil rapid tes (Istimewa/Kompas.com)

Viral Sejumlah Pasien Corona Ngamuk hingga Bakar Tenda Perawatan, Gugus Tugas Dikira Main Belakang

Hasil Rapid Tes Reaktif tapi Swab Negatif, Pasien Ruang Isolasi Corona Kaget Ditagih Rp 6,7 Juta

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (13/6/2020), hasil tes tersebut sontak membuat keluarga geram.

Keluarga pasien langsung mendatangi tempat Ariyanto menjalani tes.

Di sana mereka memprotes tenaga medis yang mengeluarkan hasil tidak benar terhadap rapid test Ariyanto.

"Tadi kami protes dengan hasil ini dan kami langsung ke tempat karantina dan bertemu dengan penanggung jawabnya," ungkap kakak kandung Ariyanto, Ferdinan Boik, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Sabtu (13/6/2020).

Sebelumnya diketahui Ariyanto memang sempat menjalani isolasi di sebuah rusun setempat.

Ariyanto diisolasi karena pernah berpergian dari wilayah-wilayah berisiko.

Ferdinan mengatakan ketika dirinya melabrak dan meminta kejelasan dari pengelola karantina, mereka hanya pasrah.

Kesalahan tersebut bahkan tidak dibantah oleh pengelola karantina.

"Petugas hanya pasrah saja. Katanya silakan lapor saja di mana pun," ujar Ferdinan.

Anggota keluarga Ariyanto yang lain, Naomi Toulasik menduga pihak tenaga kesehatan tidak teliti saat melakukan tes terhadap pasien yang bersangkutan.

Merasa kecewa dengan keteledoran tenaga medis, Naomi meminta agar petugas kesehatan bisa lebih teliti terkait hasil tes yang krusial untuk mengetahui terjangkit Covid-19 atau tidak.

"Kami minta petugas jangan main-main dengan penyakit ini, karena sudah memakan banyak korban," tegas Naomi.

Klaim Mampu Sembuhkan Virus Corona dengan Cium Tangan, Tokoh Suci di India Meninggal Terpapar Covid

Halaman
12