TRIBUNWOW.COM - Pakar Komunikasi Prof. Effendi Gazali memberikan sindiran kepada juru bicara Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Menurutnya dalam peradaban baru atau New Normal, sudah seharusnya komunikasi yang dilakukan adalah bersifat dua arah.
Dilansir TribunWow.com, Effendi Gazali juga menyinggung soal adanya sosok baru di Gugus Tugas Covid-19, yakni Dokter Reisa yang juga menemani Achmad Yurianto.
Hal ini disampaikan Effendi Gazali dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (9/6/2020).
• Di ILC, Effendi Gazali Sebut Anies Baswedan Terkesan Tak Ingin Melawan Pusat: Pilih PSBB Transisi
Dirinya menilai bahwa adanya peran baru yang diisi oleh dr Reisa cukup menarik.
Menurutnya, adanya dr Reisa mampu memberikan variasi baru, terlebih dirinya merupakan seorang perempuan.
Selain itu, dia juga mempunyai keakraban dengan masyarakat Indonesia.
Hal itu tentunya bisa memberikan perhatian lebih kepada pendengar.
"Ini menarik, peradaban baru itu berarti kalau konferensi pers, tanya jawab," ujar Effendi Gazali.
"Jadi ini bukan saja datangnya juru bicara baru yang dokter Reisa."
"Maksud saya menarik lho ada penambahan, kesetaraan gender, terus ada variasi juga, dokter juga, akrab juga," jelasnya.
Meski begitu, Effendi Gazali menilai ada hal lain yang penting dalam cara berkomunikasi di tengah peradaban baru.
Ia kemudian membandingkan dengan pembawa acara tahun 90-an, Sambas Mangundikarta yang dinilai mampu menyampaikan sebuah informasi dengan enak dan bisa sampai ke pendengar dengan baik.
• Disinggung Karni Ilyas Jakarta Ramai Lagi saat PSBB Transisi, Anies: Belum Masuk Fase yang Dicapai
"Saya tidak hanya membayangkan dokter Reisa," kata Effendi Gazali.
"Tetapi dulu di zaman sebelumnya itu, kalau Sambas misalnya waktu di zaman masih televisi lama, Sambas itu kalau menjelaskan sesuatu itu enak, akrab, kita bisa dengar," sambungnya.