Virus Corona

Mal Masih Buka, Khofifah Sindir Kewenangan Pemkot Surabaya: Setahu Saya Memang Tidak Pernah Tutup

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengomentari mal di Surabaya yang masih buka saat PSBB adalah kewenangan kota, dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Selasa (2/6/2020).

"Saya mencoba membuat mapping, misalkan di kawasan Surabaya Utara," kata Tri Rismaharini.

"Saya membuat pemetaan di mana titik-titik lokasi penderita atau pasien," jelasnya.

Ia kemudian melihat kondisi lingkungan di sekitar pasien terduga penderita Covid-19.

"Saya melihat kondisi kawasan perumahan itu seperti apa," kata Risma.

Apabila ada seorang pasien yang diduga terkena Virus Corona, maka puskesmas setempat akan melakukan tracing terhadap orang-orang terdekat pasien itu.

"Hasil tracing dari puskesmas, jadi misalkan seseorang berinisial A terkena penyakit, maka puskesmas melakukan tracing di mana dia pergi," papar Risma.

"Kemudian dengan siapa mereka bertemu," lanjutnya.

Selanjutnya orang-orang tersebut akan dikelompokkan menjadi orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP), dan orang dalam risiko (ODR).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan pola penyebaran Virus Corona di wilayahnya berasal dari keluarga, dalam Sapa Indonesia Pagi, Senin (1/6/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

 

• Pamitan pada Warga di Hari Jadi Kota Surabaya ke-727, Tri Rismaharini Ucap Maaf dan Sampaikan Pesan

Dari penelusuran tersebut dapat disimpulkan umumnya orang yang tertular Virus Corona sebelumnya pernah berinteraksi dengan pasien positif.

"Setelah itu kita akan jadikan mereka semua kelompok di OTG, ODP, PDP, dan ODR," kata Risma.

"Dari situ kemudian kita bisa melihat selama 4 bulan ini penambahan positif itu masih di dalam koridor pasien tadi," lanjutnya.

Mengetahui fakta tersebut, Risma mengaku tidak kaget.

Ia menyebutkan orang-orang yang masuk dalam gejala tadi harus segera dipisahkan agar tidak semakin menyebarkan virus.

"Kenapa seringkali saya tidak kaget, karena sebetulnya saat awal dia terkena, dia harus bisa dipisahkan dengan lingkungan terdekat keluarganya maupun lingkungan yang lebih besar lagi," jelasnya.

Ia mengakui mengalami kendala sarana tes yang terlambat datang.

"Permasalahannya adalah saat itu kami terlambat untuk mendapatkan sarananya. Untuk tes dan lain-lain kami terlambat," ungkap Wali Kota Surabaya tersebut.

Risma mengungkapkan fakta penyebaran lain, yakni umumnya virus menular antaranggota keluarga.

"Penyebarannya kalau dilihat di Surabaya itu penyebarannya di dalam keluarga," paparnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)