Menurutnya hal itu terjadi karena ada contoh kejadian kerumunan-kerumunan lain yang sempat viral.
Misalnya ada penumpukan calon penumpang di bandara Soekarno-Hatta beberapa hari lalu.
"Ada beberapa contoh-contoh bahwa di hadapan masyarakat kemudian masyarakat melihat ini jangan-jangan sudah oke," ujar Bayu.
Selain itu muncul pula wacana-wacana dari pemerintah mengenai hidup berdamai dengan Virus Corona, misalnya yang sempat diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Padahal, jelas Bayu, protokol kesehatan yang akan diterapkan masih belum jelas.
• Ungkap 3 Target Kekecewaan di Balik Indonesia Terserah, Imam Prasodjo: Pertama Tentu Pemerintah
"Misalnya wacana pelonggaran, wacana tentang siap-siap berdamai, wacana tentang new normal itu seperti apa, nah ini kan sudah muncul."
"Sementara aturan-aturan protokol-protokol pada tingkat lapangan relatif masih belum ditegakkan atau disiapkan," ujar Bayu.
Bayu menilai, masyarakat mungkin makin tidak takut ketika ada kerumunan di Bandara Soetta yang sama sekali kala itu tidak ada penindakan dari petugas keamanan.
"Ini yang menurut saya membuat masyarakat menganggap 'wah kemarin orang sudah berkumpul di bandara'."
"Banyak enggak apa-apa tuh enggak ada yang kena sanksi dan segala macam, akhirnya mereka menganggap hal yang lumrah," ungkapnya.
• Dengan Nada Tinggi, Jokowi Ingatkan Jajarannya: Saya Tegaskan Belum Ada Kebijakan Pelonggaran PSBB
Bayu mengatakan, masyarakat mungkin mengira bahwa kini sudah waktunya menerapkan the new normal.
"Kejadian pasar kan kemarin yah sebelumnya bandara beberapa hari yang lalu, sehingga ada macam contoh-contoh yang diperlihatkan kepada publik."
"Bahwa oh mungkin sudah boleh ini beraktivitas, mungkin sudah disiapkan infrastrukturnya, prasarana, aturan petugas untuk menyambut namanya berdamai atau istilahanya sedang ngetren new normal," katanya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Mariah Gipty)