"Karena selama ini seperti dikekang, begitu dilepas untuk belanja saja sudah seperti enggak pernah ke mal atau enggak pernah ke pasar," ungkap Riono.
Riono kemudian menanggapi wacana new normal yang kerap dibicarakan sebagai cara hidup baru setelah pandemi usai.
"Sebenarnya boleh saja wacana, tetapi jangan diucapkan terus-menerus," ungkapnya.
"Itu boleh atau bisa terjadi kalau kita tahan sebentar," lanjut dia.
Riono menyebutkan saat ini masih dalam masa yang rawan mengingat animo masyarakat menyambut Idul Fitri.
"Ini 'kan fase kritis. Menjelang hari raya Id itu fase kritis di mana orang ingin 'tetap berlebaran'," jelas dia.
"Ingin tetap memakai baju baru, ingin membelanjakan. Ingin tetap ada makanan yang spesial dan sebagainya," lanjut Riono.
"Memang demikian tidak bisa dicegah, tetapi bisa diantisipasi," tambahnya.
• Tolak Rapid Test, Pengunjung Pasar Induk: Saya Sehat, Damai Saja Pak, Kalau Harus Bayar Berapa?
Lihat videonya mulai menit ke-02.00:
Tanggapan Sosiolog
Pasar maupun pusat perbelanjaan di sejumlah daerah kini mulai dipenuhi pengunjung.
Banyak dari mereka juga tak menerapkan protokol kesehatan.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne pada Minggu (17/5/2020), Sosiolog Bayu A Yulianto angkat bicara.
• New Normal sebagai Cara Hidup Baru Pasca-pandemi Virus Corona, Jokowi: Berkompromi dengan Covid