"Baik itu Katholik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu, apalagi kita Islam yang sekarang akan menghadapi Ied ini."
Lebih lanjut, Ngabalin menyoroti dukungan semua masyarakat dalam setiap kebijakan pemerintah.
"Tetapi bahwa anjuran dan imbauan pemerintah, sadar pemerintah bahwa tidak mungkin semua kebijakan yang dilakukan, kalau tidak didukung oleh semua lapisan masyarakat."
"Seluruh ormas-ormas Islam dalam hal menghadapi Ied ini," tandasnya.
• Mal dan Toko Ramai Jelang Lebaran, Bupati Banyumas Beri Ancaman: Sekali Lagi Mbandel, Langsung Tutup
Simak video berikut ini menit ke-3.45:
Pasar Kembali Ramai Jelang Lebaran
Di sisi lain, sebelumnya Sosiolog Bayu Yulianto buka suara soal mulai ramainya pasar dan pusat perbelanjaan jelang Hari Raya Idul Fitri.
Dilansir TribunWow.com, Bayu Yulianto menyebut tindakan masyarakat yang memenuhi pusat keramaian justru bertentangan dengan kasus Virus Corona yang semakin meningkat.
Terkait hal itu, Bayu Yulianto lants menyebut ketakutan masyarakat terhadap Virus Corona kini semakin mengendur.
Melalui kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Senin (18/5/2020), Bayu mulanya menyinggung soal tagar 'Indonesia Terserah' oleh para tenaga medis.
• Keluyuran di Jam Malam saat PSBB di Sidoarjo, Ratusan Warga Jalani Sanksi Bersihkan Halaman Polresta
Saat ditanya pendapat soal ramainya pasar di tengah pandemi, Bayu hanya menjawab dengan satu kalimat singkat.
"Kalau saya jawabannya mungkin cuma satu kata, terserah," kata Bayu.
Bayu mengatakan, kepatuhan masyarakat terhadap imbauan pemerintah hanya terjadi pada awal-awal masuknya Virus Corona.
Kini, setelah dua bulan berlalu menurut Bayu banyak warga yang seolah tak peduli lagi dengan imbauan jaga jarak dan berkegiatan di dalam rumah.
"Jadi begini menurut saya, ini kan sudah selama hampir sekitar 2 bulan lebih kita diimbau untuk stay di dalam rumah," terang Bayu.
"Tapi dalam praktek kesehariannya, di awal-awal memang banyak jalanan sepi, pasar sepi, pertokoan sepi."