Ia menambahkan PSBB mulai dapat dilonggarkan jika masyarakat mulai patuh terhadap aturan kebersihan yang berlaku.
"Kedua, adanya peningkatan perilaku penduduk. Misalnya penggunaan masker meningkat, yang mencuci tangan meningkat," papar Pandu.
"Ini yang penting. Kalau dilepas, penduduknya perilakunya masih amburadul seperti sekarang itu akan membahayakan," lanjut dia.
Pandu menambahkan kesiapan fasilitas kesehatan harus diperhitungkan, mengingat ada kemungkinan kasus dapat melonjak kembali setelah PSBB dilonggarkan.
"Yang ketiga, indikator pelayanan kesehatan harus siap," jelas Pandu Riono.
"Jadi kalau nanti ada ledakan baru mereka cepat sekali melakukan itu," tambah pakar epidemiologi Universitas Indonesia ini.
Menurut dia, hal-hal tersebut penting untuk diperhatikan.
"Untuk pelonggaran itu tidak bisa begitu saja tanpa indikator epidemologi dan kesehatan masyarakat," kata Pandu Riono.
"Tanpa itu jangan mimpi mau melonggarkan perekonomian, karena akan membuat masalah lebih besar," tegasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)