Menurut dia, jika masih observasi atau pun karantina, artinya orang tersebut sehat dan bukan berarti orang tersebut terinfeksi atau terdampak.
Sementara jika isolasi, sudah pasti terinfeksi dan dimasukkan ke ruang khusus.
• Kisah Mahasiswa Asing Terjebak di Wuhan karena Virus Corona, Tak Bisa Pulang Hadiri Pemakaman Ayah
"Ini harus dijelaskan kepada masyarakat, karantina itu dilakukan kepada mereka yang sehat."
"Kalau sudah terdampak, atau sudah mengalami, itu pasien akan dimasukkan ke ruang isolasi," kata Pri Agung.
"Salah itu, enggak ada dikarantina. Sekali lagi ya, kita koreksi, itu diobservasi. Kalaupun (tersebut) istilah karantina, itukan terminologi, artinya mereka orang sehat," pungkas Pri Agung.
Pria di Kediri Demam Tinggi Sepulang dari Korsel
Sementara itu, seorang pria Kediri berinisial YM (52) warga Ngadiluwih, Kabupaten Kediri mengalami demam tinggi setelah pulang dari Korea Selatan.
Setelah mengalami demam tinggi, YM pun dibawa ke RSUD dr Iskak untuk mendapatkan perawatan. Di rumah sakit pemerintah itu, YM dirawat di ruang isolasi.
YM dirawat di RSUD dr Iskak sejak Sabtu (8/2/2020) pagi. Hingga saat ini, YM masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD dr Iskak.
Menurut Kasi Informasi dan Pemasaran RSUD dr Iskak, M Rifai kondisi pasien saat ini terus membaik.
“Dia sudah bisa makan, keluhan nyeri saat menelan sudah hilang, suhu tubuhnya juga sudah normal. Semoga saja hasil uji laboratorium negatif,” ujar Rifai, Kamis (13/2/2020).
Masih menurut Rifai, kemungkinan hasil uji sampel pasien bisa didapat besok, Jumat (14/2/2020).
Hasil resmi uji laboratorium ini akan disampaikan RSUD dr Iskak kepada awak media, untuk memberi kepastian.
“Mungkin akan kami sampaikan Jumat sore, atau hari Sabtu,” ujar Rifai.
YM diketahui pulang dari Korea Selatan pada Kamis (6/2/2020), dan mengalami demam tinggi.