TRIBUNWOW.COM - Dari kamar asramanya di Wuhan, China, Hassan mengungkapkan bahwa dia terakhir kali berbicara dengan sang ayah pada Kamis pekan lalu (7/2/2020).
Saat itu, ayah mahasiswa asal Pakistan berusia 27 tahun tersebut memintanya untuk pulang.
Besoknya, ayahnya meninggal dunia karena sakit jantung.
• UPDATE Virus Corona Corona Covid-19 di Kapal Pesiar di Jepang, 174 dari 3.711 Orang Positif Tertular
"Mereka membutuhkan saya saat ini. Ibu saya sangat membutuhkan saya," ujar mahasiswa doktoral jurusan arsitektur komputer tersebut karena tak bisa datang di pemakaman sang ayah.
Hassan hanya satu dari 1.000 mahasiswa asal Pakistan yang sampai saat ini masih terjebak di Wuhan, kota asal Virus Corona corona, dan belum dievakuasi.
Dilansir Reuters Senin (10/2/2020), sejumlah mahasiswa Pakistan lain juga sependapat dengan Hassan, dan melayangkan kritik kepada Islamabad.
Sebab, negara rival mereka di Asia Selatan seperti India, serta Bangladesh mampu memulangkan warganya dari ibu kota Provinsi Hubei tersebut.
Karena tidak mendapat kejelasan dari pemerintah, kebanyakan pelajar Pakistan dan keluarganya, termasuk anak kecil, harus menghabiskan waktu di dalam asrama.
Empat di antaranya bahkan mengalami kecemasan dan depresi. Sebab, mereka dilanda ketakutan kapankah wabah ini akan berakhir.
Kecemasan yang dirasakan para pelajar ditanggapi oleh Menteri Kesehatan Zafar MIrza melalui kicauannya di Twitter, pada Minggu (9/2/2020).
"Para pelajar saya yang tersayang di China, kami terus mendiskusikannya di level tertinggi, dan mempertimbangkan keputusan terbaik dengan melihat berbagai faktor," katanya.
Hassan berkata, pihak kampus sebenarnya sudah menghubunginya dan mendukungnya jika ingin keluar dari Wuhan.
Selain itu berdasarkan keterangan dari otoritas di China, dia bisa dievakuasi jika saja Kementerian Pakistan di Beijing menghubungi.
Namun, momen itu tak pernah terjadi.
Saat dikonfirmasi Reuters, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan menolak memberikan komentar atas kabar tersebut.