TRIBUNWOW.COM - Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) mengimbau seluruh masyarakat Indonesia tak mengonsumsi daging kelelawar atau daging liar lainnya.
Hal itu berkaitan dengan merebaknya wabah Virus Corona yang telah menewaskan 82 orang di China.
Dilansir TribunWow.com dari bbc.com, Senin (27/1/2020), Virus Corona diduga berasal dari kebiasaan masyarakat China mengonsumsi kelelawar.
Meskipun begitu, banyak masyarakat yang tak menghiraukan anjuran tersebut.
• Beri Komentar soal Virus Corona yang Tengah Mewabah, Ayu Ting Ting: Sadis Banget Sudah Kayak Zombi
• Penampakan Pasien Virus Corona dalam Ruang Isolasi Rumah Sakit di Wuhan, Terkurung Berhari-hari
Termasuk masyarakat Manado yang menganggap memakan keleawar adalah sebuah tradisi.
Seorang warga Manado,Sulawesi Utara, Frangki Salindeho menyebut kelelawar yang kerap disebut paniki itu memiliki rasa yang lezat.
Bahkan, banyak warga Manado yang disebutnya sangat menyukai rasa daging kelelawar.
Biasanya, daging kelelawar dimasak dengan bumbu santan atau rica-rica.
Meskipun ada dugaan Virus Corona disebabkan karena daging kelelawar, Frangki mengaku tak mau ambil pusing.
Ia menyatakan akan tetap mengonsumsi daging kelelawar.
• Wali Kota Wuhan Ungkap Alasan Telat Sebarkan Informasi Wabah Virus Corona, Singgung Perizinan
• Kunjungi Wuhan, Perdana Menteri China Minta Petugas Medis Tanggung Jawab Rawat Pasien Virus Corona
Frangki mengklaim, makanan kelelawar di Manado dengan di China berbeda.
Menurutnya, daging kelelawar di Manado aman dikonsumsi karena hewan tersebut memakan buah-buahan.
"Jelas tidak mempengaruhi karena paniki yang kami makan itu hewan yang makan buah-buahan," ucap Frangki.
"Itu tidak ada hal yang mengkawatirkan. Kalau ada paniki, kami tetap konsumsi."
Hal berbeda disampaikan oleh warga Manado lainnya, Angela Pangerapan.