WNI Perkosa Puluhan Pria di Inggris

Gestur Predator Seks Reynhard Sinaga saat Bantah Membius dan Memperkosa: Sisir Rambut dengan Jari

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Detik-detik Reynhard Sinaga keluar dari kediamannya untuk mencari target pemerkosaan

Dalam pemeriksaan silang pada 16 Desember 2019, Jaksa Iain Simkin, sambil berdiri, memulai pernyataan dengan mengatakan, "Pak Sinaga, Anda adalah pemerkosa berantai. Yang memerkosa korban ketika mereka tidak sadar."

Reynhard menjawab, "Saya mengerti, tapi saya tidak setuju [dengan pernyataan tersebut]."

Kalimat "saya mengerti, tapi saya tidak setuju" terus diulang-ulang oleh Reynhard sepanjang persidangan hari Senin (16/12/2019) itu.

Ia mengatakan, "Semua korban tengah dalam kondisi pura-pura tidur ketika ia melakukan adegan seksual terhadap mereka".

Pernyataan serupa juga ia katakan dalam pembelaan pada sidang tahap pertama pada Juni 2018.

Reynhard memberikan pembelaannya pada sidang tahap pertama dan keempat, dari persidangan terpisah empat tahap ini.

Jaksa -dengan mengacu pada bukti berupa rekaman video yang ditemukan di dua telepon genggam Reynhard- mengatakan bahwa "semua korban diberi obat yang membuat mereka tidak sadar dan ketika dalam keadaan tidak sadar inilah mereka diperkosa".

Jaksa Simkin menyatakan, "Karena dalam keadaan tidak sadar, maka tidak mungkin bagi Reynhard mendapatkan persetujuan dari korban untuk melakukan tindakan seksual".

Jaksa menambahkan semua korban -seperti terlihat dalam rekaman video- "memiliki tingkat pernapasan seperti layaknya orang tidur".

Reynhard menjawab, "Saya tidak setuju."

Bukti rekaman video yang diputar di sidang hanya bisa dilihat oleh terdakwa, jaksa, hakim, dan juri. Sementara wartawan dan pengunjung, hanya mendengar suara orang mendengkur dari rekaman video tersebut.

Reynhard mengatakan bahwa "Suara dengkuran bisa ditiru [oleh orang yang pura-pura tidur]".

Menyanggah dan menyatakan "Saya tak setuju" berulang-ulang

Jaksa berulang kali mengatakan bahwa semua korban "diberi minuman keras dan obat, yang membuat mereka tidak sadar".

Reynhard menjawab, "Bagaimana mungkin saya memberi mereka obat? Saya bukan ahli bius. Kalau saya memberi mereka obat, korban pasti harus dirawat di rumah sakit atau meninggal dunia."

Jaksa mengatakan, "Ini adalah suatu keberuntungan semata-mata bahwa korban tidak sakit atau meninggal dunia."

Jaksa juga mengatakan Reynhard "mencoba-coba (trial and error) takaran obat, untuk memastikan bahwa korban tidak sadar, namun tidak sampai membuat nyawa mereka terancam".

Reynhard tetap menyanggah dan menjawab, "Saya tidak setuju."

Jaksa memutar satu rekaman video, di mana jaksa mengatakan korban sepertinya tertidur, tengah diperkosa, dan tiba-tiba korban bergerak.

Jaksa menyoroti tingkah Reynhard yang langsung menjauh lantaran takut korban tersadar tengah diperkosa.

Sementara Reynhard kembali menjawab "Tidak setuju".

Kisah Pria Korban Kejahatan Reynhard Sinaga, Mengaku Dibius dan Bangun dalam Kondisi Begini

Jaksa juga mengatakan Reynhard "harus menciptakan kebohongan demi kebohongan, karena Reynhard tak punya alasan kuat lain untuk membela diri".

Reynhard, lagi-lagi menyanggah, "Saya tidak setuju."

Jaksa mengatakan, "Anda melihat korban, mengeceknya, dan itu yang selalu Anda lakukan, untuk memastikan ia dalam keadaan tidak sadar [untuk kemudian memerkosanya]."

Reynhard menjawab, "Saya tidak setuju."

Reynhard Sinaga dihukum seumur hidup dalam empat persidangan kasus perkosaan berantai terbesar dalam sejarah yudisial Inggris.

(BBC Indonesia/Endang Nurdin, Daniel de Simone, Mohamad Susilo)

Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul "Reynhard Sinaga: 'Kami setuju melakukannya, mereka tahu apa yang terjadi'"