Rekam Korban
Di persidangan, Reynhard mengaku menikmati hubungan seksual dengan merekam para korbannya.
"Saya menikmati memfilmkan saat saya berhubungan seks" tambah Reynhard sambil menambahkan bahwa ia menggunakan kamera telepon genggamnya untuk memfilmkan aksinya itu.
Ia juga menyebut korban menikmati hubungan intim yang dilakukan.
Berbeda dengan pengakuan korban yang tak sadarkan diri karena dibius, Reynhard menyebut para pria itu hanya pura-pura tidur.
Reynhard merekam tindak perkosaannya terhadap puluhan korban melalui dua telepon genggamnya.
Polisi melacak para korban melalui rekaman video pemerkosaan yang dilakukan Reynhard dalam rentang waktu dua setengah tahun dari Januari 2015 sampai ia tertangkap pada Juni 2017.
Kepolisian Manchester Raya mengatakan jumlah korban dapat mencapai 190 orang, termasuk 48 orang yang kasusnya telah diadili.
Para korban pria muda—semuanya pria kulit putih Inggris dengan usia rata-rata 21 tahun—terlihat dalam video tidak sadarkan diri setelah dibius dan sebagian terdengar mendengkur.
Namun Reynhard menyebut bahwa suara itu merupakan bagian permainan seksnya dengan korban.
Ia mengatakan "akan berhenti melakukan hubungan seksual" bila ia merasa pria yang ia ajak berhubungan "dalam keadaan tidak sadar".
Pria berusia 36 tahun ini menyanggah membeli obat GHB (gamma hydroxybutyrate) untuk membius korbannya.
Polisi memang tidak menemukan obat bius di apartemen Reynhard di pusat kota Manchester, tempat ia melakukan puluhan tindak perkosaan itu.
Tetapi hakim dalam putusannya mengatakan yakin bahwa Reynhard membius korban dengan mencampur GHB ke dalam minuman alkohol, karena kondisi korban yang tidak bereaksi sama sekali saat diperkosa.
Pakar toksikologi mengatakan GHB—yang disebutkan polisi dapat dibeli di toko-toko obat di Manchester—menyebabkan orang tidak sadarkan diri selama berjam-jam dan membuat tubuh longgar.
• Aksi Kejahatan Predator Seks Reynhard Sinaga, Korban Diperkosa secara Brutal dalam Kondisi Tak Sadar