Selain itu, Anies mengatakan sistem digital ini harus dikoreksi secara manual.
Pernyataan Anies ini tentu memancing berbagai pihak untuk berkomentar.
Satu diantaranya adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mantan Gubernur DKI Jakarta.
Menurut Ahok, ia lupa definisi pintar, dan menilai Anies terlalu pintar.
"Aku sudah lupa definisi smart seperti apa karena Pak Anies terlalu over smart," ujar Ahok.
Ahok menjelaskan sistem e-budgeting yang digunakan saat dia menjabat dulu dapat mengetahui detail anggaran apapun, termasuk lem aibon, pulpen, dan lain-lain.
Sistem ini juga dapat mengetahui orang-orang yang menaikkan anggaran.
"Kan sistem sudah di-input harga satuan barangnya, kecuali harga satuan semua diubah," ucap Ahok.
Dengan demikian, anggaran seluruh komponen tersebut mudah dikontrol.
• Pemprov DKI Lelang Jabatan setelah Kepala Bappeda Mundur Gara-gara Anggaran Janggal APBD DKI 2020
Tak hanya itu, akibat kisruh ini pula Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Sri Mahendra Satria Wirawan mundur dari jabatannya.
Anies mengatakan sikap mundur Mahendra merupakan sikap yang terhormat.
"Ini adalah sikap ksatria, sikap terhormat mengambil tanggung jawab meskipun sebetulnya pengisian itu sendiri dilakukan oleh banyak orang, tapi semuanya ada di Bappeda," ujar Anies pada tayangan Kompas Petang di Kompas Tv, Sabtu (2/11/2019). (Kompas.com/Ryana Aryadita Umasugi) (TribunWow.com/Fransisca Mawaski)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketua DPRD: Bagaimana Pembahasan Anggaran Bisa Baik Kalau Saya Pribadi Belum Dapat Draf KUA-PPAS?" dan "Ketua DPRD DKI Desak Anies Buka Dokumen Anggaran ke Publik"