Terkini Internasional

Kisah Korban Selamat Penembakan Masjid di Selandia Baru, Dibantu Korban Lain yang Justru Tewas

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brenton Tarrant, pria biadab yang melakukan aksi penembakan brutal para jamaah Salat Jumat di Selandia Baru.

Alasan Tarrant untuk melakukann serangan brutal itu adalah untuk memusnahkan imigran yang dianggapnya penjajah karena 'merebut' tanah yang awalnya ditempati ras kulit putih.

"Menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kami (orang kulit putih) tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah air kita adalah milik kita sendiri dan bahwa, selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kami dan mengganti orang-orang kami ” tulisnya dalam sebuah manifesto yang diunggahnya di akun Twitter, seperti dikutip, news.com.au Jumat (15/3/2019).

Akun pria asal Grafton, Australia ini kini telah dihapus oleh pihak Twitter.

Tarrant mengungkapkan dia telah merencanakan serangan tersebut hingga dua tahun, lalu memutuskan di Christchurch tiga bulan lalu.

Dia mengatakan Selandia Baru bukan pilihan pertamanya untuk menyerang.

Tapi menjelaskan Selandia Baru sebagai "target yang kaya akan suasana yang sama seperti di tempat mana pun di Barat".

"Penyerangan di Selandia Baru akan memusatkan perhatian pada kebenaran serangan terhadap peradaban kami, tidak ada tempat di dunia ini yang aman, para penyerbu berada di semua tanah kami, bahkan di daerah-daerah terpencil di dunia dan tidak ada tempat yang aman dan bebas dari imigrasi," tulis Tarrant dalam menifesto itu.

Ia mengklaim melakukan aksinya mewakili 'jutaan orang Eropa dan bangsa-bangsa etno-nasionalis lainnya'.

"Kita harus memastikan keberadaan rakyat kami dan masa depan anak-anak kulit putih." katanya.

(TribunWow.com/Nila/Roifah/Ekarista)