TRIBUNWOW.COM - Korban selamat insiden penembakan brutal yang terjadi di dua masjid di Selandia Baru Jumat (15/3/2019), mengungkapkan kesaksiannya.
Bahkan dalam ceritanya itu, dirinya membeberkan berhasil selamat lantaran diselamatkan oleh korban lain yang justru tewas ditembaki pelaku.
Diketahui sebelumnya, pelaku penembakan adalah Brenton Tarrant, yang turut melakukan siaran langsung di Facebooknya dengan nama Brenton Tarrant.
Aksi penembakan yang dilakukan oleh Brenton Tarrant setidaknya menewaskan 49 korban jiwa, dan beberapa korban luka tembak.
Satu dari korban selamat yang enggan menyebutkan namanya mengungkapkan, dirinya berpura-pura meninggal dunia dan terbaring di lantai.
Hal tersebut dilakukannya demi menghindari tembakan bertubi-tubi yang diluncurkan oleh pelaku.
• PM Selandia Baru Sebut Pelaku Penembakan Masjid Tak Masuk Daftar Pengawasan dan Ada Lisensi Senjata
Dalam upayanya itu, korban juga mengaku hanya bisa berharap agar pelaku kehabisan peluru sehingga tidak lagi melakukan penembakan.
"Apa yang aku lakukan adalah menunggu dan berdoa 'Tuhan tolong, semoga dia kehabisan peluru'," ujarnya dikutip TribunWow.com dari laman Daily Mail Jumat (15/3/2019).
Melihat keadaan yang sudah mulai aman, ia yang berencana untuk kabur, terus diminta oleh pria lain yang ada di sebelahnya, untuk terus diam sampai keadaan benar-benar aman.
Nahas, nasib malang justru dialami oleh pria yang memberi imbauan padanya untuk tetap diam.
Pelaku teror Brenton Tarrant justru menembaki pria yang memintanya tetap diam itu.
"Saya berpikir 'Ya Tuhan, Ya Tuhan, saya bakal mati'," kisahnya.
• Youtuber PewDiePie Berang Namanya Disebut Brenton Tarrant saat Penembakan di Masjid Selandia Baru
Jemaah lainnya juga turut menceritakan kisahnya berhasil selamat dari tembakan bertubi-tubi yang dilakukan Brenton Tarrant.
Diceritakan oleh korban yang juga enggan disebutkan namanya, dirinya melihat sendiri seorang jemaah yang tertembak di bagian kepala.
Saat itu dirinya mendengarkan tiga tembakan beruntun menghujani korban yang akhirnya tewas.
"Sepuluh detik kemudian, dimulai lagi. Saya pikir dia menggunakan senjata otomatis. Tidak ada yang bisa menarik pemicu secepat itu," tuturnya dikutip dari AFP Jumat (15/3/2019).
Melalui ceritanya pula, diketahui bahwa banyak jemaah yang akhirnya melarikan diri, dengan keadaan wajah dan tubuh bersimbah darah.
• Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru adalah Warganya, PM Australia Marah
Kronologi Penembakan
Laporan pertama serangan datang dari masjid Al Noor di Christchurch tengah selama sholat Jumat, pukul 13:40 waktu setempat (07:40 WIB).
Seorang pria yang telah diketahui sebagai Brenton Tarrant, bersenjata melaju ke pintu depan, masuk dan menembaki jamaah selama sekitar lima menit.
Diketahui juga Tarrant menyiarkan langsung serangan itu dari kamera yang dipasang di kepala melalui Facebooknya.
Dalam rekaman itu Tarrant menunjukkan menembaki pria, wanita dan anak-anak.
Bahkan aksi biadabnya, ia lakukan bersamaan dengan memutar lagu metal dengan potongan lirik : “I am the god of Hellfire, and I bring you fire (Aku adalah Dewa dari Neraka, dan Kubawakan Kau Api),”.
Tarrant juga sempat memutar lagu berjudul Remove Kebab saat melakukan serangan.
• Kecam Keras Aksi Penembakan di Masjid Selandia Baru, Hillary Clinton: Hentikan Kebencian Mematikan
Seusai itu, Tarrant disebutkan mengendarai sekitar 5 km (tiga mil) ke masjid lain di pinggiran Linwood di mana penembakan kedua terjadi.
Tidak jelas di mana penangkapan itu dilakukan.
Polisi mengatakan mereka menemukan senjata api dari kedua masjid, dan alat peledak ditemukan di mobil milik seorang tersangka.
Beruntung bom berhasil dijinakkan oleh militer.
Komisaris Polisi Mike Bush mengkonfirmasi jumlah korban tewas sebanyak 49 orang, dengan 42 orang lainnya terluka.
• Warga Aceh di Selandia Baru Mengaku Didatangi Tetangganya seusai Teror Penembakan di Christchurch
Alasan Pelaku Lakukan Penembakan
Alasan Tarrant untuk melakukann serangan brutal itu adalah untuk memusnahkan imigran yang dianggapnya penjajah karena 'merebut' tanah yang awalnya ditempati ras kulit putih.
"Menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kami (orang kulit putih) tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah air kita adalah milik kita sendiri dan bahwa, selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kami dan mengganti orang-orang kami ” tulisnya dalam sebuah manifesto yang diunggahnya di akun Twitter, seperti dikutip, news.com.au Jumat (15/3/2019).
Akun pria asal Grafton, Australia ini kini telah dihapus oleh pihak Twitter.
Tarrant mengungkapkan dia telah merencanakan serangan tersebut hingga dua tahun, lalu memutuskan di Christchurch tiga bulan lalu.
Dia mengatakan Selandia Baru bukan pilihan pertamanya untuk menyerang.
Tapi menjelaskan Selandia Baru sebagai "target yang kaya akan suasana yang sama seperti di tempat mana pun di Barat".
"Penyerangan di Selandia Baru akan memusatkan perhatian pada kebenaran serangan terhadap peradaban kami, tidak ada tempat di dunia ini yang aman, para penyerbu berada di semua tanah kami, bahkan di daerah-daerah terpencil di dunia dan tidak ada tempat yang aman dan bebas dari imigrasi," tulis Tarrant dalam menifesto itu.
Ia mengklaim melakukan aksinya mewakili 'jutaan orang Eropa dan bangsa-bangsa etno-nasionalis lainnya'.
"Kita harus memastikan keberadaan rakyat kami dan masa depan anak-anak kulit putih." katanya.
(TribunWow.com/Nila/Roifah/Ekarista)