Bukan menggunakan sosoknya utk rebutan kekuasaan. Ada kawan2 bisiki saya, ini konflik internal jangan dibawa keluar.
Nanti NU pecah. Saya: "kalau begitu sampaikan pada kawan2 politisi itu, ayo sama2.
Jangan bawa nama GusDur ke luar. Itu saja kok. Masa mereka mlekotho nama GD dibiarkan, kami menjaga namanya justru ditegur.
Kalau jadi landasan gerak, monggo. Kalau jadi instrumen kampanye, tidak layak. Apakah mereka membela kaum mustadh'afin sehari2nya?
Di mana mereka saat kelompok-kelompok spt ahmadiyah ditindas? Kenapa nama-gambar GD muncul rame hanya jelang pemilu? Saya sih tidak pusing orang2 mau bilang apa. Sikap saya 100% bertumpu pada apa yg diucapkan Gus Dur KEPADA SAYA soal PKB.
Saya juga ndak punya kepentingan thd PKB menang/kalah.
Cuma minta Gus Dur tidak dijadikan komoditas kekuasaan. Sudah, itu saja. Perseteruan politik itu biasa. Lazim. Tapi mbok jangan lalu mengaku yg paling tawadhu, terus menjual nama Gus Dur. Keliatan dari apa? Dari ramai nama & gambar beliau disebut hanya saat ada hajatan politik.
Bukan saat ada rakyat yg harus dibela," tulisnya.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)