Alissa mengaku jika dirinya menjadi saksi hidup hal itu.
Jika sampai akhir hayat, bahkan 3 minggu sebelum mendiang Gus Dur wafat, ia masih mengatakan jika Cak Imin tidak bisa dibiarkan.
Alissa juga mengungkapkan kekecewaannya atas pertanyaan Malik
@AlissaWahid: "Saya saksinya. Sampai akhir hayat. 3 minggu sebelum wafat pun masih bilang "Imin gak iso dijarno" (Imin tak bisa dibiarkan-red).
Saya kecewa dg sampeyan mas, bisa bertanya seperti itu.
Sampeyan bisa di PKB tanpa harus menafikkan fakta ini lho. Seperti gus @yusuf_ch."
• Sebut Dirinya Beda Kelompok dengan Rocky Gerung, Budiman Sudjatmiko: Dia Cuma Menghirup Debu Buku
Alissa kemudian menyatakan jika dirinya bukanlah seorang politisi.
Ia hanya anak dari Gus Dur yang pejuang, bukan Gus Dur yang politisi.
Alissa juga mengaku jika dirinya tak punya urusan dengan PKB yang saat ini berada di bawah naungan Cak Imin.
Alissa keberatan jika sosok Gus Dur akhir dikapitalisasi hanya demi kepentingan politik.
Berikut postingan Alissa Wahid terkait hal itu.
• Harapan Sandiaga Uno untuk Calon Penggantinya di Kursi Wagub DKI Jakarta
"Saya bukan orang politik. Saya anak ideologis utk Gus Dur (GD) yg pejuang rakyat, bukan Gus Dur yg politisi.
Karena itu saya tidak punya urusan dg PKB. Tapi saya keberatan kalau figur GD dikapitalisasi hanya utk kepentingan politik praktis.
Itu menghina GD. Murid Gus Dur sejati itu banyak. Contohnya kyai Imam Azis atau mba Ciciek Farkha.
Menegakkan prinsip kemanusiaan & keadilan. Bekerja demi umat di manapun arena yang dipilihnya.