TRIBUNWOW.COM - Anak Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid, memberikan pernyataan mengenai aksi politik yang menurutnya menjual nama ayahnya.
Pernyataan itu diberikan Alissa Wahid melalui Twitter miliknya, @AlissaWahid, Senin (27/8/2018).
Alissa mengatakan jika orang yang benar-benar mencintai Gus Dur tidak akan menjual nama Gus Dur untuk mendulang suara dalam dunia politik.
"Yang sejati mencintai #GusDur tidak akan menjual sosoknya hanya untuk mendulang suara politik.
Mereka akan hadir justru saat ada warga yg dilemahkan.
Bersama petani Kendeng, warga Ahmadiyah, korban bom, dst. Karena:
Lebih Penting dari Politik adalah Kemanusiaan - GusDur," tulis Alissa Wahid.
• Pengamat Politik Sebut Gerakan 2019 Ganti Presiden sebagai Makar hingga Wacana Politik Terburuk
Tweet Alissa Wahid (Capture Twitter @AlissaWahid)
Selain itu, Alissa juga menuliskan bagaimana seharusnya ideologi politik yang bukan dengan menjual nama, melainkan dengan melayani kemanusiaan.
"Ini lho. Ideologi politik seharusnya begini.
Ideology should be serving humanity, not the other way around.
Ideologi seharusnya untuk melayani kemanusiaan, bukan sebaliknya.
- pesan Aza di penutupan #TunasGusdurian kemarin siang-, " tambah Alissa.
• Puji Politikus PAN, Jubir PSI: Hari Ini Kami Beda Koalisi, Nanti Bisa Saja Satu Koalisi
Sementara itu, diberitakan sebelumnya, Alissa Wahid juga pernah memberikan sindiran kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rabu (8/8/2018).
Alissa mempertanyakan sikap PKB yang dulu sempat berjualan nama Gus Dur.
Namun, sekarang Alissa menilai, PKB telah berjualan dengan menggunakan nama Nahdatul Ulama (NU).
Selain itu Alissa pun juga memberikan petikan ayat Alquran yang diartikan jika 'Keabsahan seorang pemimpin itu diukur dari kemampuan dia mensejahterakan rakyatnya, bukan dilihat dari agama, suku atau etnisnya'.
"PKB 2018 ini gimana tho ya. Dulu enteng saja jualan nama GusDur, sekarang jualan NU. Sedih.
GusDur dulu bikin partai ini untuk umat, bukan utk rebutan kekuasaan. Mbok ingat: tasharaful imam ala raiyyah manuthun bil maslahah," tulis Alissa Wahid.
Kicauan Alissa Wahid (Capture Twitter)
Diberitakan sebelumnya, Alissa Wahid juga pernah berseteru dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Pantauan TribunWow.com, hal tersebut tampak dari akun Twitter @AlissaWahid yang diunggah pada Jumat (13/4/2018).
Awalnya, mantan ajudan Gus Dur, Priyo Sambadha mengatakan jika dirinya adalah saksi hidup konflik antara Cak Imin dengan Gus Dur.
Menurutnya, Gus Dur dipecat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB oleh Ketua Umum PKB saat ini, Cak Imin.
Ia juga mengungkapkan jika Gus Dur terus bersedih hingga akhir hayatnya atas kejadian itu.
@PSambadha: "Bukan Fiksi: Ada konflik PKB antara Gus Dur dan Muhaimin.
Gus Dur dipecat sbg Ketua Dewan Syuro PKB oleh Muhaimin dkk.
Setelah itu Gus Dur bersedih hingga akhir hayat beliau. Ini fakta dan saya saksi hidup."
• Jimly Assidiqie Tanggapi Gerakan 2019 Ganti Presiden, Ferdinand: Sedih Dengar Prof Bidang Hukum Ini
Postingan itu kemudian dikomentari netizen dengan akun @maliklentera.
Ia menanyakan apakah Gus Dur benar-benar bersedih atau ini hanyalah perkiraan Priyo semata.
"Apakah "Gus Dur bersedih hingga akhir hayat" itu nyata atau perkiraan perkiraan anda?" tulis netizen tersebut.
Menanggapi pertanyaan Malik, Alissa Wahid akhirnya turut memberikan jawaban.
Alissa mengaku jika dirinya menjadi saksi hidup hal itu.
Jika sampai akhir hayat, bahkan 3 minggu sebelum mendiang Gus Dur wafat, ia masih mengatakan jika Cak Imin tidak bisa dibiarkan.
Alissa juga mengungkapkan kekecewaannya atas pertanyaan Malik
@AlissaWahid: "Saya saksinya. Sampai akhir hayat. 3 minggu sebelum wafat pun masih bilang "Imin gak iso dijarno" (Imin tak bisa dibiarkan-red).
Saya kecewa dg sampeyan mas, bisa bertanya seperti itu.
Sampeyan bisa di PKB tanpa harus menafikkan fakta ini lho. Seperti gus @yusuf_ch."
• Sebut Dirinya Beda Kelompok dengan Rocky Gerung, Budiman Sudjatmiko: Dia Cuma Menghirup Debu Buku
Alissa kemudian menyatakan jika dirinya bukanlah seorang politisi.
Ia hanya anak dari Gus Dur yang pejuang, bukan Gus Dur yang politisi.
Alissa juga mengaku jika dirinya tak punya urusan dengan PKB yang saat ini berada di bawah naungan Cak Imin.
Alissa keberatan jika sosok Gus Dur akhir dikapitalisasi hanya demi kepentingan politik.
Berikut postingan Alissa Wahid terkait hal itu.
• Harapan Sandiaga Uno untuk Calon Penggantinya di Kursi Wagub DKI Jakarta
"Saya bukan orang politik. Saya anak ideologis utk Gus Dur (GD) yg pejuang rakyat, bukan Gus Dur yg politisi.
Karena itu saya tidak punya urusan dg PKB. Tapi saya keberatan kalau figur GD dikapitalisasi hanya utk kepentingan politik praktis.
Itu menghina GD. Murid Gus Dur sejati itu banyak. Contohnya kyai Imam Azis atau mba Ciciek Farkha.
Menegakkan prinsip kemanusiaan & keadilan. Bekerja demi umat di manapun arena yang dipilihnya.
Bukan menggunakan sosoknya utk rebutan kekuasaan. Ada kawan2 bisiki saya, ini konflik internal jangan dibawa keluar.
Nanti NU pecah. Saya: "kalau begitu sampaikan pada kawan2 politisi itu, ayo sama2.
Jangan bawa nama GusDur ke luar. Itu saja kok. Masa mereka mlekotho nama GD dibiarkan, kami menjaga namanya justru ditegur.
Kalau jadi landasan gerak, monggo. Kalau jadi instrumen kampanye, tidak layak. Apakah mereka membela kaum mustadh'afin sehari2nya?
Di mana mereka saat kelompok-kelompok spt ahmadiyah ditindas? Kenapa nama-gambar GD muncul rame hanya jelang pemilu? Saya sih tidak pusing orang2 mau bilang apa. Sikap saya 100% bertumpu pada apa yg diucapkan Gus Dur KEPADA SAYA soal PKB.
Saya juga ndak punya kepentingan thd PKB menang/kalah.
Cuma minta Gus Dur tidak dijadikan komoditas kekuasaan. Sudah, itu saja. Perseteruan politik itu biasa. Lazim. Tapi mbok jangan lalu mengaku yg paling tawadhu, terus menjual nama Gus Dur. Keliatan dari apa? Dari ramai nama & gambar beliau disebut hanya saat ada hajatan politik.
Bukan saat ada rakyat yg harus dibela," tulisnya.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)