BRI
Sate Kere Yu Tari Ketiban Berkah Ramadan, Padukan Pembayaran Tunai dan Nontunai Jadi Untung Berlipat
Sate Kere Yu Tari terkena dampak positif dari pembayaran nontunai di Pasar Takjil Ramadan, Solo.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Setelah azan zuhur berkumandang, penjual Sate Kere Yu Tari bernama Hanafi mulai sibuk mempersiapkan ratusan sate yang akan dijualnya.
Tangan kiri Hanafi mengayunkan kipas agar bara api tetap menyala, sedangkan tangan kanannya memegang sate.
Perlahan tapi pasti, Hanafi menjajarkan setiap tusuk sate yang hendak dibakar.
Aroma khas sate tercium bersamaan dengan asap yang membumbung tebal dari pemanggang.
Sate yang dibuat Hanafi tidak hanya daging ayam dan sapi, ada kikil, babat, jeroan sapi, paling khas adalah tempe gembus.
Hanafi menjual Sate Kere yang merupakan kuliner khas Kota Solo yang digandrungi masyarakat sekitar serta diburu oleh wisatawan hingga mahasiswa dari luar kota.
Khusus pembeli dari luar Kota Solo, pastinya bertanya-tanya apa itu Sate Kere.
Merujuk pada kata 'kere' dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti miskin alias tidak memiliki uang.
Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat Sate Kere adalah kualitas nomor dua, contohnya jeroan dan tempe gembus.
"Sekarang yang beli di warung biasanya mahasiswa dari luar Solo, beda dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Hanafi ketika diwawancarai TribunWow.com, pada Sabtu (22/3/2025).
"Mereka tanya terus, ‘Sate Kere itu apa’, saya tanyain ada yang dari NTT, Sulawesi, Kalimantan, terus akhirnya mereka bisa milih sate yang dia suka," tambahnya.
Hanafi lantas membeberkan harga satu porsi Sate Kere yang terdiri dari sembilan tusuk sate dan satu lontong hanya cukup membayar Rp 25 ribu.
Karena memiliki banyak varian, pelanggan baru bisa memilih jenis Sate Kere yang diinginkan.
Berbagai kalangan dan generasi ternyata memburu Sate Kere Yu Tari, bahkan Hanafi pernah meladeni mantan Bupati Klaten periode 2021-2024, Sri Mulyani yang datang berkunjung.
Menurut penuturan Hanafi, Sri Mulyani suka dengan Sate Yu Tari hingga meminta nomor teleponnya agar lebih mudah memesan.
"Kemarin dari mantan Bupati Klaten sama rombongannya beli di sini, ‘kalau cocok, pasti saya samperin terus mas, enak banget satenya’," kata Hanafi sambil tertawa.
"Beliau minta nomor saya, mau pesan dulu bakar di tempat kalau beliau ada acara mau dihubungi," jelasnya.

Lapak Sate Kere Yu Tari di halaman parkir Gedung Wanita Solo dikerumuni banyak pembeli.
Apalagi menjelang buka puasa di bulan Ramadan, pelanggan Sate Kere Yu Tari mengular menunggu giliran dilayani.
Hanafi mengaku pendapatan Sate Kere Yu Tari bisa bertambah hingga dua kali lipat selama bulan Ramadan.
"Kalau saya ikut event Ramadan sejak tahun kemarin, lumayan bisa dua kali lipat pendapatan di warung," ucap Hanafi.
Sayangnya acara Ramadan kali ini tidak digelar oleh BRI Slamet Riyadi, Solo.
Berbeda dengan tahun lalu, Sate Kere Yu Tari diajak oleh BRI Slamet Riyadi untuk mebuka lapak di Pasar Takjil Ramadan 2024.
Hanafi lantas merasakan perbedaan event yang digelar oleh BRI dan pihak lain.
"Kalau dari BRI yang menggelar acara semua tertata, mulai dari penjagaan hingga tenda disediakan, kita tinggal jualan saja," ucap Hanafi.
Meski bukan event yang diselenggarakan BRI, Sate Kere Yu Tari tetap mendapatkan manfaat dari bank yang berdiri sejak 16 Desember 1895 itu.
Mengingat Sate Kere Yu Tari merupakan satu di antara Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM) binaan dari BRI.
Selain itu, Sate Kere Yu Tari selalu mengandalkan transaksi nontunai melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dari BRI.
"Ini dulu dibuatkan QRIS di setiap event mana saja saya pakainya BRI," tegas Hanafi.
Banyaknya pembeli Sate Kere Yu Tari sering membuat Hanafi kewalahan, apalagi ia sambil memanggang sate dua kali.
Demi kualitas rasa Sate Kere Yu Tari, Hanafi selalu menyajikan sate dalam kondisi hangat pada pembeli.
Oleh karena itu, Hanafi merasa terbantu dengan penggunaan QRIS karena bisa mempercepat transaksi, sehingga bisa mengurai antrean.
"Sekarang pakai QRIS lebih mudah, tidak perlu mencarikan susuk (uang kembalian), tinggal pencet-pencet beres," kata Hanafi.
Kebanyakan pembeli Sate Kere Yu Tari di acara Pasar Takjil Ramadan 2025 menggunakan QRIS untuk membayar.
Pria asli Solo itu membandingkan transaksi penggunaan QRIS pada 2025 lebih banyak ketimbang tahun lalu.
"Sekarang kebanyakan pembeli bayar pakai QRIS dibandingkan tahun kemarin, tahun ini rata-rata pembayaran pakai QRIS," ujar dia.
"Saya juga heran kemajuannya pesat banget, sekarang QRIS mempermudah transaksi," jelasnya.
Selain bulan Ramadan, Sate Kere Yu Tari biasa buka di Shelter Makanan Soepomo dan Jalan Honggowongso setiap hari.

QRIS Meningkatkan Efisiensi dan Porduktivitas
Pengamat ekonomi sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Semarang, Fredianaika Istanti, menjelaskan bahwa QRIS bisa membantu pelaku UMKM naik kelas.
Penggunaan QRIS juga membuat transaksi lebih cepat dan efisien sehingga tidak perlu selisih kembalian karena jumlah pembayaran dan tagihan sudah ditentukan.
“Kebaharuan teknologi harus dikuasi oleh para pelaku UMKM untuk dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas,” tutur Fredianaika ketika diwawancara TribunWow.com, pada Kamis (20/3/2025).
Fungsi lain dari QRIS menurut Fredianaika adalah sebagai nilai tambah bagi wisatawan yang ingin melakukan transanski pembayaran nontunai.
Fredianaika beranggapan bahwa transaksi nontunai bisa membuat UMKM mengatur dan mendata keuangannya lebih mudah.
“Dengan menyediakan pembayaran menggunakan QRIS menjadi nilai tambah bagi wisatawan, apalagi Solo menjadi destinasi wisata yang menarik dikunjungi,” tutur dia.
BRI Beri Kemudahan Transaksi Nontunai
BRI mendukung kemudahan transaksi non-tunai dengan menyediakan akses pembiayaan digital, satu di antaranya adalah melalui QRIS.
Khusus di Kota Solo, transaksi pembayaran menggunakan QRIS dari BRI memperlihatkan tren positif.
Pimpinan Cabang BRI Solo Sudirman, Mustofa Adi, mengakui digitalisasi transaksi pembayaran menggunakan QRIS di Kota Solo terus meningkat.
Tercatat hingga akhir Agustus 2024, sebanyak 26.533 tempat usaha di Kota Solo sudah menggunakan QRIS sebagai transaksi pembayaran.
"Jumlah ini meningkat signifikan 4.500-an QRIS dari tahun lalu," ungkap Adi dalam keterangan resminya.
Untuk total transaksi hingga Agustus 2024, BRI sudah mencatatkan transaksi mencapai Rp 156,5 miliar melebih target yang ditetapkan sebesar Rp 133,7 miliar.
Meski sudah mengalami pertumbuhan, BRI masih berharap penggunaan QRIS di setiap tempat usaha bisa lebih produktif.
"Terhadap target sudah tercapai 116,9 persen, namun kami belum puas, karena masih banyak QRIS yang belum produktif, ini yang perlu kita monitor supaya alat QRIS bisa menjadi alat transaksi cashless di merchant-merchant," tandas Adi.
(TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara)
Sumber: TribunWow.com
Perjalanan Sate Kere Yu Tari, Rezeki Semakin Mengalir Selama Jadi UMKM Binaan BRI |
![]() |
---|
Trik Andalan Joni Purwantoro Tingkatkan Penjualan Bakpia, Transaksi Nontunai Bikin Untung Berlipat |
![]() |
---|
Tak Gentar Hadapi Toko Ritel Modern, Pemilik Toko Kelontong Ini Punya Strategi Jitu |
![]() |
---|
Sate Kere Yu Tari Ketiban Berkah Ramadan, Padukan Pembayaran Tunai dan Nontunai Jadi Untung Berlipat |
![]() |
---|