Breaking News:

Desa BRILiaN

Perjuangan BUMDes Tumang Atasi Sampah di Desa Cepogo, Bisa Panen Uang dan Berprestasi Berkat Maggot

Perjuangan BUMDes Tumang mengatasi masalah sampah di Desa Cepogo, Boyolali berbuah manis melalui produksi maggot.

TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara
BUMDES TUMANG - Taman sampah (Tampah) program milik BUMDes Tumang untuk mengatasi masalah sampah di Desa Cepogo, Kabupaten Boyolali. Foto ini diambil pada Jumat (14/3/2025). 

TRIBUNWOW.COM - Sampah menjadi masalah utama di Desa Cepogo, Kabupaten Boyolali yang memiliki penduduk asli hingga 9.000 jiwa.

Jumlah itu tiga kali lipat semakin bertambah ketika memasuki siang hari, tepatnya saat masyarakat luar desa datang ke Cepogo untuk bekerja.

Apalagi Desa Cepogo terkenal sebagai sentra kerajinan kuningan dan tembaga, serta kebanyakan penduduknya berprofesi sebagai pedagang.

Banyaknya sampah di Desa Cepogo sempat menjadi sorotan utama Pemerintah Kabupaten Boyolali, terutama di tahun 2017 ke belakang.

Dari permasalahan itulah, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tumang didirikan di tahun 2019 agar bisa mengatasi sampah yang bertebaran di pinggir jalan desa dan sungai.

Direktur BUMDes Tumang, Felani Ade Widakdo mengakui permasalahan sampah di Desa Cepogo menjadi perhatian pertama.

Felani bersama timnya melakukan penelusuran sekaligus mengkaji penyebab utama sampah di Desa Cepogo berserakan di pinggir jalan desa dan menumpuk di sungai.

Ternyata masyarakat Desa Cepogo kala itu belum memiliki pengelolaan sampah yang memadai, oleh karena itu BUMDes Tumang menyediakan pelayanan angkut sampah sebagai program pertama.

Langkah Felani bersama anggota BUMDes Tumang selanjutnya adalah meyakinkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di aliran sungai.

Pria lulusan Universitas Gadjah Mada itu membutuhkan waktu satu tahun meyakinkan warga yang tersebar di 48 Rukun Tetangga (RT) agar tidak membuang sampah sembarangan.

Felani mengandalkan strategi jitu dengan cara membentuk kelompok di setiap rumah agar mau membuang sampah secara kolektif.

“Desa Cepogo itu padat minta ampun, penduduknya hampir 9.000 jiwa itu yang real, kalau siang hari penduduk bisa dua hingga tiga kali lipat karena sini desa industri,” ujar Felani Ketika diwawancara TribunWow.com, pada Senin (10/3/2025).

“Banyak pendatang yang datang ke sini membawa sampah semua, dengan kepadatan penduduk seperti itu lalu sampah jadi masalah di Desa Cepogo,” tambahnya.

“Makanya BUMDes yang pertama kali dibentuk adalah Taman Sampah (Tampah),” jelasnya.

Tumpukan sampah di Desa Cepogo yang hendak dijadikan maggot oleh BUMDes Tumang.
Tumpukan sampah di Desa Cepogo yang hendak dijadikan maggot oleh BUMDes Tumang. (TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara)

Namun, BUMDes Tumang masih kewalahan dengan volume sampah di Desa Cepogo yang bisa mencapai 70 ton setiap bulannya.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
BUMDesCepogoBoyolalisampahKuninganBank Rakyat Indonesia (BRI)BRILink
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved