Breaking News:

Terkini Daerah

3 Fakta Mobil yang Kerap Ditumpangi Guru Supriyani Diduga Diteror, Kronologi hingga Analisa Pakar

Pakar forensik mengungkapkan hasil analisisnya tentang tembakan pada mobil yang sering ditumpangi guru Supriyani, ini hasil analisanya.

TribunnewsSultra.com/Samsul
Mobil dinas Camat Baito diduga dapat teror hingga pecah kaca di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (28/10/2024). 

TRIBUNWOW.COM - Kasus Guru Supriyani terdakwa kasus dugaan penganiayaan terhadap siswa kembali menjadi sorotan setelah mobil yang kerap ditumpanginya diduga diteror orang tak dikenal, ini kronologi dan analisa pakar forensik.

Diketahui, mobil dinas Camat Baito, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara yang kerap ditumpangi guru Supriyani diduga diteror orang tak dikenal, Senin (28/10/2024).

Mobil Daihatsu Terios putih tersebut mengalami pecah kaca pada bagian kiri tempat duduk penumpang.

Baca juga: Update Kasus Guru Supriyani: Diduga Diperas Oknum Penegak Hukum, Diminta Uang Rp 15 Juta

Diketahui, mobil ini sering ditumpangi guru Supriyani saat berurusan dalam kasus dugaan penganiayaan murid SD di Konawe Selatan.

Supriyani beberapa kali pernah menumpang mobil tersebut saat datang ke pengadilan.

Peristiwa tersebut terjadi setelah Camat Baito, Sudarsono Mangidi bersama rombongan pengacara, termasuk guru Supriyani pulang dari sidang di Pengadilan Negeri Andoolo, Senin siang.

Mobil bernomor polisi DT 1069 H saat kejadian dikemudikan Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Baito sekaligus Pj. Kepala Desa Ahuangguluri, Herwan Malengga. 

Lantas bagaimana fakta selengkapnya?

1. Analisa Pakar Forensik

Pakar forensik lulusan S-2 Ilmu Forensik Universitas Airlangga, Noval memberikan analisa terkait dugaan teror mobil yang kerap ditumpangi guru Supriyani.

Mobil tersebut adalah mobil dinas Camat Baito di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pada hari Senin, (28/10/2024), sekitar pukul 14.30 Wita, kaca mobil Daihatsu Terios itu pecah karena diduga ditembak.

Saat itu mobil membawa Pj. Kepala Desa Ahuangguluri, Herwan Malengga, yang akan kembali ke kediamannya.

Noval yang dikirimi gambar kaca mobil pecah itu berupaya menganalisis penyebab pecahnya kaca.

Dia menyebut ada dua kemungkinan perihal penyebabnya, yakni diketapel menggunakan kelereng atau ditembak dengan softgun.

"Tinggal dilihat diameternya. Kalau di bawah dua milimeter, pecahnya gara-gara gotri (peluru softgun). Kalau di atas dua milimeter, itu kelereng karena diameter kelereng dia di atas dua milimeter," katanya menjelaskan, dikutip dari Tribun Sultra.

Baca juga: Kasus Guru Supriyani Dinilai Kriminalisasi yang Overdosis, Pakar: Tidak Harus seperti Itu

Noval mengatakan penyebabnya juga bisa dilihat dari bentuk pecahan.

Kalau penyebabnya adalah kelereng, pecahnya lebih besar dan cenderung tidak beraturan.

Sementara itu, jika gotri penyebabnya, pecahnya lebih kecil dan bentuknya beraturan.

Untuk lebih pastinya, ukuran diameter tersebut dapat diukur dari jejak yang melekat pada kaca film.

"Itu dilihat dari arah bagian dalam mobil, karena itu diameter sesungguhnya benda yang mengenai kaca mobil," ujar pakar forensik itu.

Noval meragukan kaca mobil itu pecah karena lemparan batu.

"Kalau batu, bentuknya pasti tidak beraturan."

2. Kronologi

Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Baito, Herwan Malengga mengungkap kronologis kejadian yang menimpa mobil Camat Baito.

Menurutnya peristiwa terjadi saat mobil melaju dari rumahnya di Desa Ahuangguluri dan akan balik ke rumah jabatan Camat Baito.

“Mau berangkat bawa mobil dari rumah, ternyata di situ (lokasi kejadian) saya dengar bunyi,” kata Herwan kepada TribunnewsSultra.com, Senin (28/10/2024).

Ia sempat mengira bila suara keras tersebut akibat kendaraan menabrak burung.

“Saya mendengar kaca mobil berbunyi keras, saya kira ada burung tabrak kaca mobil," katanya.

Lantas ia pun turun dari mobil.

"Saya langsung berhentikan mobil dan turun mengecek. Memang ada lubang di kaca tengah sebelah kiri,” jelasnya.

Ia menjelaskan ada warga yang sedang duduk-duduk di depan rumahnya mengaku melihat sosok berlari menunduk ke arah semak-semak kebun. 

"Jadi ada warga yang lihat dan bilang ada orang lari ke dalam semak. Saya masuk kejar tapi saya tidak dapat," jelasnya.

Terpisah, Camat Baito, Sudarsono membenarkan kaca mobilnya pecah dengan lubang kecil seperti bekas tembakan.

Diketahui mobil dinas tersebut digunakan Kasi Pemerintahan Kecamatan Baito, Herwan Malengga usai Camat Baito pulang dari sidang kasus guru honorer Supriyani di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Menurut Sudarsono mobil dinasnya mengalami kaca pecah saat melaju di jalan Desa Baito dari arah SD 3 Baito.

"Dari arah SD 3 Baito, ke rumah, kejadiannya di jalan (Desa Baito)" katanya.

Sudarsono belum mengetahui mengapa mobilnya tersebut bisa diserang orang tak dikenal. 

"Saya juga belum tahu, saya belum pastikan," katanya.

Baca juga: Update Kasus Guru Supriyani di Konawe Selatan, Dinilai Direkayasa hingga Klarifikasi Pihak Aipda WH

3. Kuasa Hukum Supriyani akan Laporkan Kasus Dugaan Teror

Kuasa hukum Supriyani, Andre Dermawan, mengatakan akan melaporkan kasus dugaan teror mobil dinas Camat Baito.

"Tadi ini ada insiden, jadi mobil dinas Pak Camat Baito yang biasa dipakai untuk Supriyani dalam proses sidang diduga 'ditembak' dan ini kami sedang identifikasi,” kata Andrea.

Andre menjelaskan saat itu mobil tersebut dibawa oleh Kepala Desa Baito saat hendak pulang ke Kantor Camat Baito. 

Kemudian di tengah perjalanan, tepatnya di depan SDN 3 Baito, tiba-tiba terdengar suara tembakan yang mengakibatkan kaca mobil pecah.

Andre belum memastikan apakah aksi tersebut punya kaitan dengan adanya perlindungan yang dilakukan oleh pihaknya dan Camat Baito untuk Supriyani.

Dia mengatakan selama kasus dugaan penganiayaan berjalan, Supriyani tinggal di rumah Camat Baito.

"Kita lihat memang tidak kondusif Supriyani tinggal di rumahnya. Jadi kita bawa di rumah Pak Camat Baito agar menghindari kejadian yang tidak diinginkan."

Ketika ditemui dan ditanya tentang peristiwa itu, Kapolsek Baito Ipda Muhammad Idris yang ditemui dan dikonfirmasi mengaku belum bisa berkomentar.

"Saya belum bisa komentar," kata Idris.

Saat ini kasus guru Supriyani sedang bergulir di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan, Sulaesi Tenggara.

Guru Supriyani sudah menjalani dua kali sidang.

Sidang kedua guru Supriyani yang beragendakan pembacaan eksepsi digelar Selasa pagi.

Supriyani sebelumnya didakwa dengan tuduhan menganiaya murid kelas 1 SD di Baito yang juga anak polisi. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mobil yang Sering Ditumpangi Guru Supriyani Diduga Ditembak OTK, Pakar Ungkap Hasil Analisisnya dan Kronologis Mobil Camat yang Sering Ditumpangi Guru Supriyani Diteror, Pengacara Berniat Lapor Polisi

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
KonaweSulawesi TenggaraSupriyaniPenganiayaan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved