Breaking News:

Diplomasi Menjual Bahasa Indonesia Harus Intensif Dilakukan Jelang Kunjungan Paus, Ini Alasannya

Diplomasi publik untuk memperkenalkan Bahasa Indonesia perlu dilakukan menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.

HO/TribunWow.com
PEMBERIAN CINDERAMATA - Dewan Pembina PWKI, AM Putut Prabantoro (kanan) menyerahkan cinderamata kepada Presiden Dikasteri Komunikasi Vatikan, Dott. Paolo Ruffini (ke-3 dari kiri) disaksikan Direktur Editorial Dikasteri Komunikasi Vatikan, Andrea Tornielli (ke-2 dari kiri), dan Dubes RI untuk Takhta Suci, Michael Trias Kuncahyono (kiri) di Kantor Dikasteri Komunikasi Vatikan, Kota Vatikan, Rabu (17/4/2024). Foto: PWKI/Gora Kunjana 

TRIBUNWOW.COM - Diplomasi publik untuk memperkenalkan Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi di dunia mendapatkan momentum.

Bahkan juga, semakin intensif dilakukan menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.

Diplomasi publik sebagai salah satu instrumen soft power adalah usaha untuk mempengaruhi orang atau organisasi lain di luar negaranya dengan cara positif sehingga mengubah cara pandang orang tersebut terhadap suatu negara.

Baca juga: PWKI ke Vatikan, Kardinal Suharyo Ungkap 3 Hal Penting soal Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Kesimpulan ini diungkapkan Algooth Putranto, pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) setelah berdiskusi secara langsung dengan sejumlah pejabat di Tahta Suci Vatikan yang berasal dari Indonesia dan sejumlah pejabat Vatican News, portal resmi Tahta Suci Vatikan.

“Pengakuan UNESCO terhadap Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di PBB dan rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini dua momentum penting yang harusnya dimanfaatkan seluruh pihak, khususnya perguruan tinggi,” tuturnya, Kamis (18/4/2024) seperti rilis yang diterima TribunWow.com.

Algooth Putranto menjadi satu-satunya akademisi dalam delegasi masyarakat sipil Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) yang berkunjung ke Vatikan.

Delegasi PWKI yang hadir adalah Mayong Suryo Laksono, Tri Agung Kristanto, dan AM Putut Prabantoro (Dewan Pembina) serta L Gora Kunjana (Sekretaris).

Dalam kunjungan tersebut PWKI berdiskusi dengan sejumlah pejabat penting asal Indonesia a.l Rm Agustinus Purnomo MSF, Rm Budi Kleden SVD dan Rm Laurentius Tarpin OSC.

Baca juga: Tinggal 293 Hari Lagi, Pintu Suci di Vatikan akan Dibuka Paus Fransiskus, Catat Jadwalnya

Ketiganya adalah para jenderal (pemimpin tertinggi) di masing-masing kongregasinya dan bermarkas di Roma, Itallia.

Ketua Delegasi PWKI AM Putut Prabantoro, yang juga pengajar (Taprof) Bidang Ideologi di Lemhannas RI menegaskan bahwa, jika bahasa Indonesia digunakan dalam media komunikasi internasional, itu merupakan langkah yang strategis dalam mewujudkan amanat Pembukaan UUD 1945 tentang perdamaian dunia.

Selain merupakan alat komunikasi, Bahasa Indonesia juga merupakan alat atau senjata untuk mencapai perdamaian.

Ini terlebih karena bahasa merupakan identitas sebuah negara.

Algooth menjelaskan pentingnya diplomasi publik memperkenalkan bahasa Indonesia mendapatkan momentum ketika pada 20 November 2023) di Markas Besar Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) di Paris, Prancis.

Bahasa Indonesia yang juga digunakan secara luas di Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei, komunitas di Belanda dan Suriname adalah bahasa resmi ke-10 yang diakui oleh Majelis Umum UNESCO. Sembilan bahasa lainnya yang diakui adalah Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia, Hindi, Italia, dan Portugis.

Baca juga: Dubes RI untuk Vatikan: Gereja Katolik Tidak akan Mengakui Perkawinan Sejenis

Menurut Algooth penting bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk terlibat dalam diplomasi publik mempromosikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang penting karena sampai saat ini dikotomi karya ilmiah harus berbahasa Inggris maupun rezim jurnal ilmiah Scopus yang membelenggu dunia pendidikan di Indonesia masih sangat kuat.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
AM Putut PrabantoroVatikanKatolikPaus FransiskusIndonesia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved